Inflasi Sri Lanka Menurun ke 57,2 Persen di Desember
Indeks harga konsumen di ibu kota Sri Lanka, Kolombo, turun menjadi 57,2 persen secara year-on-year
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, KOLOMBO - Inflasi Sri Lanka melambat pada Desember 2022 karena kebijakan moneter yang ketat membatasi permintaan dan gangguan pasokan mulai mereda.
Dikutip dari Bloomberg, indeks harga konsumen di ibu kota Sri Lanka, Kolombo, turun menjadi 57,2 persen secara year-on-year, menurut data departemen statistik negara itu dalam sebuah pernyataan yang dirilis hari ini, Jumat (30/12/2022).
Ini menjadi bulan ketiga penurunan inflasi Sri Lanka. Angka inflasi untuk Desember lebih rendah dibandingkan dengan 61 persen pada November dan 56,6 persen dalam survei Bloomberg.
Data dari Departemen Statistik Sri Lanka menunjukkan, biaya transportasi naik 132,1 persen dari tahun lalu, sementara harga pangan naik 64,4 persen.
Mendinginnya inflasi mendukung ekspektasi disinflasi Bank Sentral Sri Lanka dan memberi otoritas moneter lebih banyak ruang untuk membantu ekonomi negara itu yang mengalami krisis terburuk dalam beberapa dekade.
Bank Sentral Sri Lanka telah menaikkan suku bunga sebesar 9,5 poin presentase menjadi 15,5 persen sepanjang tahun ini.
Pada bulan lalu, Bank Sentral Sri Lanka memperkirakan inflasi akan melambat menjadi 4 persen hingga 5 persen pada akhir 2023, setelah mencapai puncaknya mendekati level 70 persen pada tahun ini.
Baca juga: Sempat Meroket di September, Inflasi Sri Lanka Turun Jadi 66 Persen Per Oktober
Sri Lanka telah memenuhi sebagian prasyarat untuk dana talangan dari Dana Moneter Internasional (IMF) sebesar 2,9 miliar dolar AS dan saat ini sedang berfokus pada restrukturisasi utang bilateral guna mendapatkan persetujuan dewan untuk program tersebut.