Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Inflasi 2022 Capai 5,51 Persen Tertinggi Sejak 2014, Lagi-lagi karena Harga BBM

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi 2022 secara year on year atau tahunan pada Desember 2022 terhadap Desember 2021

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Inflasi 2022 Capai 5,51 Persen Tertinggi Sejak 2014, Lagi-lagi karena Harga BBM
Tribunnews.com/Larasati Dyah Utami
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengumumkan ada 52 Pemerintah Daerah (Pemda) yang belum melakukan upaya konkrit pengendalian inflasi. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi 2022 secara year on year atau tahunan pada Desember 2022 terhadap Desember 2021 sebesar 5,51 persen.

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, angka inflasi tahunan itu juga sama dengan secara year to date atau tahun berjalan dari Januari 2022 hingga Desember 2022, yakni 5,51 persen.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan, angka inflasi di 2022 tersebut merupakan tertinggi sejak 2014 yang saat itu tercatat 8,36 persen.

Baca juga: Goldman Sachs: Tahun Ini, Negara Maju dan Berkembang Masih Akan Dihantui Inflasi

"Jadi, tertinggi sejak 2014, saat itu inflasinya sebesar 8,36 persen," ujarnya dalam konferensi pers, Senin (2/1/2023).

Margo menilai tingginya angka inflasi Indonesia pada 2022 lagi-lagi disebabkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) seperti halnya pada 2014.

"Kenaikan tertinggi sejak 2014 karena pada saat itu juga ada kenaikan harga BBM, di mana 2014 itu inflasinya 8,36 persen secara year on year," katanya.

Berita Rekomendasi

Lebih lanjut untuk outlook inflasi pada 2023, BPS tidak bisa menyampaikan secara detil karena BPS hanya mencatat yang sudah terjadi.

"Tetapi, kalau dilihat dari secara umum, bahwa kita bisa belajar dari inflasi tahun 2022. Penyebab utamanya itu kan karena kenaikan harga energi," tutur Margo.

Dia menambahkan, kalau harga energi terus-menerus mengalami tekanan, dampaknya akan luas ke sektor riil baik pangan dan sebagainya.

Baca juga: Mendagri Minta Pemda Perketat Pengendalian Harga Barang dan Jasa Demi Tekan Inflasi Saat Nataru

Kemudian, inflasi secara umum di Indonesia juga bisa disebabkan karena harga bergejolak yang terjadi secara musiman.

"Disebabkan karena pola musiman terutama produk hortikultura. Itu juga perlu diwaspadai karena rentan terhadap pola musiman dan cuaca, sehingga berpengaruh terhadap produk hortikultura," pungkas Margo.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas