Saham Kenya Airways Kembali Ditangguhkan Selama Satu Tahun
Sebelumnya, saham maskapai itu telah ditangguhkan sejak Juli 2020 di tengah pandemi Covid-19 yang menghancurkan dunia penerbangan global.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, NAIROBI – Perdagangan saham Kenya Airways dikabarkan kembali ditangguhkan selama satu tahun.
Sebelumnya, saham maskapai itu telah ditangguhkan sejak Juli 2020 di tengah pandemi Covid-19 yang menghancurkan dunia penerbangan global.
"Perpanjangan penangguhan memungkinkan perusahaan untuk menyelesaikan proses operasional dan restrukturisasi perusahaannya," kata Nairobi Securities Exchange dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Lima Maskapai Penerbangan Asia Penyabet World Airline Awards Skytrax
Dikutip dari Aljazeera, Presiden Kenya William Ruto pada Desember 2022 mengatakan bahwa pemerintah siap menjual seluruh sahamnya di maskapai tersebut, yang telah terlilit utang selama bertahun-tahun.
Pemerintah memiliki 48,9 persen saham di Kenya Airways sedangkan Air France-KLM memiliki 7,8 persen. Sisanya dimiliki oleh pemilik swasta dan bank.
“Saya bersedia menjual seluruh saham Kenya Airways,” kata Ruto selama kunjungan pertamanya ke Amerika Serikat sebagai presiden Kenya.
Adapun masalah yang menimpa Kenya Airways semakin memburuk ketika pilot maskapai tersebut pada November 2022 melakukan mogok kerja selama berhari-hari.
Aksi mogok kerja itu lantas membuat ratusan penerbangan dibatalkan dan membuat ribuan penumpang terlantar.
Di sisi lain, Dana Moneter Internasional (IMF) pada Desember 2022 menyerukan kemajuan reformasi struktural di Kenya sembari mengumumkan pinjaman 447 juta dolar AS untuk Kenya di bawah program bantuan 38 bulan.
Kemudian, IMF juga mengatakan bahwa pihaknya akan berupaya mengatasi permasalahan yang menimpa Kenya Airways.