Indeks Harga Pangan Dunia Pecah Rekor di 2022, Tertinggi Sejak 1990
FAO menyatakan, indeks harga pangan dunia selama tahun 2022 melonjak 143,7 poin naik 18 poin atau 14,3 dibanding tahun 2021.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Laporan terbaru organisasi pangan PBB, Food and Agriculture Organization (FAO) menyatakan, indeks harga pangan dunia selama tahun 2022 melonjak 143,7 poin naik 18 poin atau 14,3 dibanding tahun 2021.
Angka tersebut menjadi rekor tertinggi sejak indeks pangan dunia mulai pencatatan di tahun 1990. Lonjakan bahan pangan terjadi setelah invasi Rusia ke Ukraina pecah di awal tahun 2022 tepatnya pada Februari tahun lalu.
Memanasnya perang tak hanya memukul perekonomian kedua negara, namun juga telah memicu terjadinya krisis pangan global.
Ini terjadi lantaran invasi Rusia ke Ukraina mengganggu rute perdagangan terbesar di dunia yakni Laut Hitam, alasan tersebut yang kemudian membuat pasokan pangan di pasar global terganggu, seperti yang dikutip dari Reuters.
Kondisi ini kian diperparah dengan adanya lonjakan biaya energi dan input yang lebih tinggi serta gangguan cuaca ditengah permintaan pangan global yang terus kuat.
Hingga membuat sejumlah Indeks harga makanannya seperti daging, susu, sereal, minyak sayur dan gula yang di jual di pasar global melonjak di atas harga rata – rata selama perdagangan 2022.
Lonjakan harga juga memicu kenaikan biaya impor, bahkan demi menekan pembengkakan pengeluaran negara-negara termiskin terpaksa mengurangi volume pengiriman ke pasar global.
Baca juga: Inflasi Desember 2022 Diprediksi 5,4 persen, Ekses Kenaikan Tarif Angkutan Umum dan Harga Pangan
"Harga komoditas pangan yang lebih tenang disambut baik setelah dua tahun yang sangat fluktuatif," kata Kepala Ekonom FAO Maximo Torero.
Baca juga: 100 Ribu Perawat di Inggris Mogok Kerja Tuntut Kenaikan Gaji Akibat Naiknya Harga Pangan dan Energi
Meski di akhir tahun lalu laju indeks pangan sempat mengalami penurunan, dimana komoditas pangan yang paling diperdagangkan pada Desember secara global turun menjadi 132,4 poin sari target di bulan November yang dipatok 135.
Namun penurunan tersebut belum cukup mampu menutup kerugian akibat lonjakan pangan di sepanjang 2022.