Usai Pencabutan PPKM, Kemendag Yakin Kunjungan Masyarakat ke Mal Akan Ramai Kembali
Untuk mengembalikan kejayaannya seperti dulu maka mal harus menambah fungsi selain tempat berbelanja.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pencabutan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh Presiden Jokowi dinyakini bakal membuat mal atau pusat perbelanjaan kembali ramai dikunjungi masyarakat.
Plt. Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Kasan mengatakan, PPKM dicabut maka potensi mobilitas masyarakat akan lebih banyak.
"Harusnya potensi mobilitas orang akan lebih banyak. Tidak ada lagi hambatan kendala. Maksudnya sekarang kalau mau masuk, ya, masuk saja. Sudah tidak ada [kewajiban memindai] Peduli Lindungi atau apa," ujarnya ketika ditemui di kantor Kemendag, Jakarta Pusat, Jumat (6/1/2023).
Menurut dia, tidak perlunya memindai Peduli Lindungi di pintu masuk dapat meningkatkan permintaan dari masyarakat akan kunjungan ke mal.
Baca juga: PPKM Telah Dicabut, Sampai Kapan Terapkan Prokes? Begini Kata Pakar
Terlebih, Kasan berujar sepinya mal-mal di Jakarta bukan berarti para pedagangnya tak memiliki kegiatan yang bergeliat.
"Di mal itu, jualan bukan hanya konvensional. Jika dilihat 'Kok, dagangannya sepi?' Padahal di penjualan online-nya banyak yang beli," katanya.
Ia pun memprediksi industri mal bisa lebih bergeliat lagi usai pencabutan PPKM.
"Kalau saya lihat, ini berpotensi bagi teman-teman akan bergairah lagi," ujar Kasan.
Sebelumnya, menyikapi fenomena sepinya mall, Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara menilai ada pergeseran kebiasaan orang yang ingin datang ke mal.
Dikutip dari Kompas.com, menurut dia, belanja bukan lagi jadi prioritas pengunjung.
"Mal lebih ramai dijadikan sebagai sentra kuliner dibandingkan pembelian barang-barang mewah atau branded," kata Bhima.
Menurut Bhima, saat ini alternatif berbelanja semakin banyak, misalnya lewat e-commerce dan media sosial.
Hal ini membuat masyarakat tak lagi memprioritaskan berbelanja barang mewah saat datang ke mal.