Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

PHK di Bank Goldman Sachs Berlanjut, Nasib 32.000 Staf Terancam Kena Pecat Pekan Ini

Tekanan ini yang kemudian membuat Goldman kembali memperluas pemecatan pada ribuan staf di divisi perbankan investasi

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in PHK di Bank Goldman Sachs Berlanjut, Nasib 32.000 Staf Terancam Kena Pecat Pekan Ini
freepik
Ilustrasi karyawan terkena PHK 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Perbankan investasi terbesar di Amerika, Goldman Sachs dilaporkan kembali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar – besaran dengan memangkas 3.600 staf di pekan ini.

Hal tersebut diungkapkan oleh seorang sumber kepercayaan Reuters, dalam laporan itu disebutkan bahwa PHK massal dilakukan oleh perbankan Goldman Sachs Group lantaran bank institusional ini telah mengalami penurunan laba pendapatan yang tajam dalam kesepakatan korporasi, sebagai akibat dari merosotnya volatilitas pasar keuangan global.

Baca juga: Twitter Dilaporkan PHK Staf yang Bertugas Awasi Moderasi Konten Global

Tercatat selama tahun lalu Goldman Sach mampu mendapatkan pendapatan global sebesar 77 miliar dolar AS, jumlah tersebut menyusut drastis bila dibandingkan dengan pendapatan Goldman di tahun 2021, dimana saat itu pendapatan Goldman bisa dipatok 132,3 miliar dolar AS.

Penurunan serupa juga terlihat pada sektor merger dan akuisisi secara global yang telah merosot 37 persen menjadi 3,66 triliun dolar AS per 20 Desember 2022 dari sebelumnya berada di kisaran 5,6 triliun dolar AS pada 2021 silam.

Sementara saham Goldman Sachs telah merosot hampir 10 persen di sepanjang perdagangan tahun 2022. Tekanan ini yang kemudian membuat Goldman kembali memperluas pemecatan pada ribuan staf di divisi perbankan investasi mulai Rabu (11/1/2023).

"Kami terus melihat hambatan pada jalur pengeluaran kami, divisi perbankan investasi Goldman Sachs.

BERITA REKOMENDASI

Pemecatan bukan kali pertama yang dilakukan Goldman, sebelumnya perbankan asal Amerika ini pernah memangkas 8 persen atau sekitar 4.000 karyawan yang berkinerja buruk pada awal Desember tahun lalu.

CEO Goldman David Solomon, menjelaskan aksi pecat sengaja dilakukan sebagai upaya perusahaan untuk menyelamatkan diri dari kontraksi ekonomi pasar global dan gangguan inflasi yang mengancam prospek investasi masyarakat. Sebagai langkah untuk mengendalikan pengeluaran ditengah merosotnya volume transaksi di Amerika.

Baca juga: PHK dan Gugatan Hukum Jadi Wajah Buram Industri Kripto di Awal Tahun 2023

Solomon, tidak segera mengungkap berapa sisa karyawan yang bekerja pasca pemecatan, namun menurut informasi yang beredar pendapatan Goldman di kuartal ketiga tahun lalu sebanyak 49.100 karyawan

Sebelum merugi, layanan bisnis ini diketahui pernah mencatatkan lonjakan deposito hingga tembus 110 miliar dolar AS, dan mampu memberikan dana pinjaman sekitar 19 miliar dolar AS pada 15 juta pelanggan aktif. Akan tetapi setelah ekonomi berkontraksi Goldamn mengalami penurunan pendapatan dari bisnis investasinya

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas