Tekan Biaya Distribusi, Penyaluran Pupuk Dilakukan Secara Sentralisasi
Penjualan pupuk ke sektor non subsidi, khususnya ke konsumen retail dan korporasi, di 2022 mencapai 4,08 juta ton.
Penulis: Sanusi
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sentralisasi pemasaran sebagai bagian dari transformasi bisnis di PT Pupuk Indonesia (Persero) berhasil meningkatkan kinerja perusahaan.
Langkah ini pun dapat mengamankan pasokan pupuk dalam negeri, khususnya pupuk bersubsidi maupun non subsidi.
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman mengatakan, sentralisasi juga dapat mengurangi biaya distribusi dan mengoptimalkan kecepatan distribusi produk.
“Selain itu juga meningkatkan daya tawar untuk sektor korporasi dan pelanggan luar negeri sehingga kita dapat memperoleh harga jual yang baik," kata Bakir dalam keterangannya, Selasa (10/1/2023).
Baca juga: Stok Pupuk Bersubsidi Nasional Capai 811.998 Ton, Cukup Memenuhi Kebutuhan Selama Tiga Pekan
Bakir menyampaikan, setelah perusahaan melakukan sentralisasi pemasaran pada 2021, terjadi peningkatan signifikan terhadap kinerja perusahaan.
“Kami masih menunggu hasil audit, namun pendapatan dan laba perusahaan alhamdulillah meningkat secara signifikan, dimana pada tahun 2022 kami berhasil mencapai pendapatan sekitar Rp103 triliun dengan laba kurang lebih Rp19 triliun (unaudited)," ujarnya.
Ia merinci, 65 persen pendapatan berasal dari produk komersil dan non pupuk.
"Dengan sentralisasi pemasaran ini, kami bisa mengoptimalkan penjualan perusahaan ke sektor komersil, terutama untuk penjualan amoniak dan urea baik itu dari segi tonase maupun mengoptimalkan harga jual," ujar Bakir.
Penjualan pupuk ke sektor non subsidi, kata Bakir, khususnya ke konsumen retail dan korporasi, di 2022 mencapai 4,08 juta ton atau 101 persen dari target dan penjualan produk non pupuk mencapai 1,45 juta ton atau 130% dari target.
“Perlu kami tekankan bahwa hal ini bisa kami lakukan dengan tetap memprioritaskan pasokan dalam negeri, baik kebutuhan pupuk bersubsidi maupun pupuk non subsidi atau produk-produk komersil," tegas Bakir.
Melalui sentralisasi ini pula Pupuk Indonesia mengembangkan program 1.000 kios pupuk untuk produk komersil dan non subsidi untuk mempermudah akses petani terhadap produk-produk Pupuk Indonesia Grup.
"Target kami saat ini adalah pembangunan 1000 kios dan nantinya kami ingin agar Toko Pe-I ini bisa ada di semua kecamatan sehingga tidak ada lagi keluhan kesulitan mencari pupuk," papar Bakir.
Sementara itu, Komisaris Utama Pupuk Indonesia, Darmin Nasution, menyatakan Sentralisasi di Pupuk Indonesia sudah berjalan hampir 2,5 tahun, dimana fungsi holding yang sebelumnya telah berubah menjadi activist holding.
Dewan Komisaris menilai sentralisasi yang dilaksanakan telah sejalan dengan masterplan perusahaan yang diamanatkan oleh Pemegang Saham.
“Dalam implementasi sentralisasi, salah satu fungsi yang dioptimalisasi adalah pemasaran dan pengadaan, dimana holding mengambil peranan dalam pelaksanaan operasional perusahaan. Hal ini berdampak kepada peningkatan kinerja perusahaan khususnya kinerja penjualan retail dan komersil di tahun 2022," jelas Darmin.