Bursa Saham Asia Tergelincir Terbebani Data Ekonomi China
Bursa Saham Asia mayoritas tergelincir pada perdagangan hari ini, Selasa (17/1/2022), setelah China merilis data ekonomi kuartal keempat 2022
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, HONG KONG - Bursa Saham Asia mayoritas tergelincir pada perdagangan hari ini, Selasa (17/1/2022), setelah China merilis data ekonomi kuartal keempat 2022 yang lemah.
Dikutip dari Reuters, Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,34 persen pada pukul 02:13 GMT.
Indeks Hang Seng Hong Kong jatuh 0,6 persen, sementara Indeks CSI300 China turun 0,11 persen.
Baca juga: Rupiah dan IHSG Sama-sama Ngegas, Mata Uang Garuda Melonjak Tertinggi di Asia
Sedangkan Indeks Nikkei 225 Jepang naik 1,35 persen karena Bank of Japan (BOJ) memulai pertemuan dua harinya.
BOJ berada di bawah tekanan untuk mengubah kebijakan suku bunga pada Rabu (18/1/2023), setelah upaya bank sentral Jepang untuk memberi ruang bernapas menjadi bumerang, membuat investor obligasi memberanikan diri untuk menguji tekadnya.
Indeks S&P/ASX 200 Australia stabil pada perdagangan Selasa pagi, turun hanya 0,01 persen pada pukul 01:28 GMT, setelah mencapai rekor tertinggi dalam tujuh bulan terakhir pada perdagangan Senin.
Sementara itu, perekonomian China mengalami lonjakan pada kuartal keempat 2022, tumbuh sebesar 2,9 persen secara year-on-year, menurut data Biro Statistik Nasional China yang terbit hari ini.
Pertumbuhan ekonomi China pada tahun 2022 sebesar 3,0 persen, menurut data resmi, jauh di bawah target resmi pemerintah sekitar 5,5 persen.
Tidak termasuk ekspansi 2,2 persen setelah COVID-19 yang melanda pada 2020, angka pertumbuhan ekonom China 2022 menjadi yang terburuk dalam hampir setengah abad.
"Saya pikir investor akan melihat melalui cetakan PDB Q4 dan fokus pada 2023. Menurut media China, lebih dari setengah dari 31 provinsi dan kotamadya yang telah merilis laporan kerja 2023 menargetkan pertumbuhan di atas 5,5 persen untuk 2023," kata ahli strategi pasar China Raya di Saxo Markets Hong Kong, Redmond Wong.
Baca juga: Saham GOTO Melonjak 8,25 Persen Ikut Kerek IHSG Akhir Pekan Ini Naik 0,18 Persen ke level 6.641
Saham Eropa mencapai level tertinggi hampir sembilan bulan pada perdagangan Senin, dengan pan-European STOXX 600 ditutup naik 0,5 persen pada 454,6, level tertinggi sejak April 2022, karena ekuitas global terus membangun reli tahun baru yang didorong oleh harapan pemulihan ekonomi China dan berkurangnya tekanan harga di Amerika Serikat dan Eropa.
Pasar AS ditutup pada hari Senin untuk hari libur umum.
"Di tengah perdebatan pasar keuangan awal 2023 adalah seberapa cepat inflasi akan memudar, dan apakah ekonomi utama akan dapat menghindari hard landing atau tidak," tulis analis ANZ dalam laporan penelitian yang dirilis hari ini.
Baca juga: IHSG Hari Ini Berpotensi Lanjutkan Penguatan
"Penurunan inflasi di AS cukup menggembirakan, meskipun hal yang menarik adalah bahwa penurunan ini sebagian besar berasal dari harga energi dan barang," kata laporan itu.
Dua pertiga dari kepala ekonom di sektor swasta dan publik yang disurvei oleh Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, memproyeksikan resesi global tahun ini, dengan sekitar 18 persen menganggapnya "sangat mungkin" terjadi, yang berarti lebih dari dua kali lipat dari survei sebelumnya yang dilakukan pada September 2022.