Kapitalisasi Pasar Raksasa Barang Mewah LVMH Mencapai 400 Miliar Euro
Pencapaian tersebut mengukuhkan posisi perusahaan yang memiliki kepanjangan LVMH Moët Hennessy Louis Vuitton (LVMH)
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, MILAN - Saham raksasa barang mewah LVMH melanju ke rekor tertinggi pada perdagangan hari ini, Selasa (17/1/2023), membuat kapitalisasi pasar perusahaan mencapai 400 miliar euro atau 434 miliar dolar AS untuk pertama kalinya.
Pencapaian tersebut mengukuhkan posisi perusahaan yang memiliki kepanjangan LVMH Moët Hennessy Louis Vuitton (LVMH) sebagai perusahaan paling berharga di Eropa.
Melansir dari Reuters, LVMH mendapat keuntungan tahun ini dari pembukaan kembali China, ekonomi terbesar kedua di dunia. Namun, beberapa analis mengatakan kenaikan harga saham lebih lanjut bisa menjadi lebih sulit untuk dicapai.
Baca juga: Inditex Sudah Hentikan Operasi di Moskow, E-Commerce Rusia Terpantau Masih Jual Baju Zara
"Katakanlah saya menunggu 500 miliar untuk menandainya sebagai tonggak sejarah," kata kepala ekuitas dan manajer portofolio di Banor SIM di Milan, Angelo Meda.
"Mereka menembakkan kartrid terakhir mereka yaitu pembukaan kembali China, ke depan hal-hal akan menjadi lebih sulit: perbandingan yang sulit, dolar turun," tambahnya.
Saham LVMH naik sebanyak 0,4 persen ke level tertinggi menjadi 795,7 euro, yang mendorong nilai pasar grup perusahaan barang mewah itu di atas 400 miliar euro, menurut perhitungan Reuters berdasarkan data Refintiv.
Awal bulan ini, Ketua dan CEO LVMH Bernard Arnault merombak manajemen puncak di kerajaan barang mewahnya, mempererat cengkeraman keluarganya dengan penunjukan putrinya, Delphine Arnault, untuk memimpin Christian Dior dan menunjuk bos baru untuk Louis Vuitton.
CEO Dior sebelumnya, Pietro Beccari, yang telah menjabat sejak 2018, menggantikan posisi Michael Burke, CEO lama Louis Vuitton yang kini berusia 65 tahun.
"Keduanya sangat dihormati; promosi logis dalam grup," kata analis di Credit Suisse, Natasha Brilliant.
Delphine Arnault, yang berusia 47 tahun, telah bekerja di Louis Vuitton selama dekade terakhir bersama Burke dan sebelumnya menghabiskan belasan tahun di label busana mewah dunia Christian Dior.
Baca juga: Kolaborasi Vespa dan Dior Hadirkan Skuter Eksklusif, Cuma Tersedia 946 Unit
Burke, yang juga ketua label perhiasan Tiffany & Co., akan terus bekerja bersama Bernard Arnault, kata LVMH dalam sebuah pernyataan, tanpa merinci peran baru Burke.
Langkah tersebut mengikuti penunjukan Antoine Arnault baru-baru ini, putra tertua Bernard, untuk mengepalai perusahaan induk keluarga.
Pengetatan cengkeraman keluarga Arnault di raksasa barang mewah LVMH terjadi di tengah gelombang suksesi perusahaan mode lain di Eropa, termasuk di Prada dan pemilik Zara, Inditex.
Bernard yang saat ini berusia 73 tahun tidak menunjukkan tanda-tanda berencana segera mundur dan perusahaan pada tahun lalu menaikkan usia maksimum CEO dari 75 menjadi 80 tahun.
Tidak hanya Antoine dan Delphine, anak-anak Bernard lainnya juga memegang posisi manajemen di merek-merek dalam grup LVMH. Delphine dan Antoine adalah anak-anak Bernard dari pernikahan pertamanya.
Sementara Alexandre Arnault, 30 tahun, bertanggung jawab di bagian produk dan komunikasi di Tiffany & Co., sedangkan Frederic Arnault, 28 tahun, adalah CEO TAG Heuer, keduanya merupakan merek di bawah kelompok LVMH.
Anak bungsunya, Jean Arnault yang baru berusia 24 tahun mengepalai pemasaran dan pengembangan produk untuk divisi jam tangan Louis Vuitton.
Sebagai bagian dari perubahan manajemen yang diumumkan pada Rabu (11/1/2023), perusahaan juga memasukkan Tiffany & Co ke dalam divisi jam tangan dan perhiasan, di bawah manajemen Stephane Bianchi.