Setelah Ditegur Jokowi, Bulog Lepas 100.000 Ton Beras untuk Redam Kenaikan Harga
Bulog menggelontorkan sebanyak 100 ribu ton beras melalui program SPHP atau Operasi Pasar untuk meredam gejolak kenaikan harga beras di pasaran.
Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Perum Bulog menggelontorkan sebanyak 100 ribu ton beras melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) pada awal Januari 2023 untuk meredam gejolak kenaikan harga beras di pasaran.
Hal ini dilakukan setelah Presiden Joko Widodo memberikan arahan kepada Bulog beberapa waktu yang lalu terkait lonjakan harga beras.
"Beras, saya sudah dua hari yang lalu memperingatkan Bulog untuk masalah ini karena di lapangan 79 daerah beras mengalami kenaikan yang tidak sedikit," ujar Jokowi saat membuka Rakornas Kepala Daerah dan Forkopimda se-Indonesia Tahun 2023, di SICC Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (17/01/2023), dikutip dari laman Setkab.
Direktur Utama Perum BULOG Budi Waseso mengatakan, sesuai arahan Presiden pihaknya telah mengeluarkan instruksi ke seluruh jajaran Bulog untuk memastikan operasi pasar (program SPHP) digencarkan lagi guna meredam gejolak harga di pasar.
"Kami mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir karena BULOG menjamin kebutuhan beras tersedia di masyarakat dengan harga terjangkau walau di pasaran ada kenaikan harga,"
"Kondisi sekarang ini belum musim panen raya jadi ketersediaan barang di pasar tidak banyak sehingga ada sedikit kenaikan harga, itu sebabnya operasi pasar berlangsung intensif," kata Budi Waseso di Jakarta, Rabu (18/1/2023, dikutip dari laman Bulog.
Baca juga: Saat Jokowi Tegur Bulog karena Harga Beras Naik di 79 Daerah
Dalam keterangan tertulisnya, Budi Waseso menjelaskan, kebijakan mengimpor beras sebanyak 500 ribu ton melalui Perum Bulog bertujuan menahan laju kenaikan harga beras.
Dengan adanya impor beras dan pasokan cadangan beras pemerintah (CBP) terpenuhi, maka harga beras di pasaran dipastikan akan terkendali.
Kedatangan beras impor menjadikan stok cadangan beras pemerintah di BULOG kini menjadi 683 ribu ton.
Tambahan beras impor semata-mata memperkuat cadangan beras nasional sampai datangnya musim panen raya pada Maret 2023.
"Jumlah ini cukup untuk kebutuhan penyaluran sampai dengan panen raya," kata Budi Waseso.
Budi itu mengatakan, selain mendapatkan tambahan stok beras impor, Bulog juga terus dan aktif maksimalkan penyerapan pada saat panen raya mendatang.
Harapannya semua stok cadangan beras pemerintah pada tahun ini bisa terpenuhi dari produksi dalam negeri sendiri.
Bulog saat ini terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat maupun pemeirntah daerah guna menjaga harga beras di tingkat konsumen tetap berada pada kondisi stabil atau tidak mengalami lonjakan yang tinggi.
(Tribunnews.com, Widya)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.