Inflasi Jepang Tembus 4 Persen pada Desember 2022, Rekor Tertinggi Sejak 1981
Inflasi Jepang untuk Desember naik pada laju tercepat dalam lebih dari empat dekade
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Inflasi Jepang untuk Desember naik pada laju tercepat dalam lebih dari empat dekade, memicu spekulasi bahwa bank sentral negara itu dapat menjauh dari suku bunga ultra rendah.
Indeks harga konsumen (CPI) di ekonomi terbesar ketiga di dunia itu naik 4 persen secara year-on-year, yang menjadi kenaikan paling tajam sejak 1981, menurut data pemerintah Jepang yang terbit hari ini, Jumat (20/1/2023).
Baca juga: Jinakkan Lewat Kenaikan Suku Bunga, Gubernur BI Yakin Inflasi 2023 Akan Terkendali
Melansir dari Al Jazeera, inflasi Jepang untuk Desember naik dari bulan sebelumnya yang mencapai 3,7 persen. Data inflasi datang beberapa hari setelah Bank of Japan (BOJ) memilih untuk tidak beralih dari kebijakan moneter ultra-longgarnya, yang telah melawan tren internasional dalam menaikkan suku bunga.
Jepang sejak tahun 1990-an terombang-ambing dalam periode inflasi dan deflasi yang lamban, mendorong para pembuat kebijakan di negara itu untuk mengandalkan suku bunga rendah untuk memulai pertumbuhan ekonomi.
Meskipun inflasi Jepang masih jauh di bawah negara-negara lainnya seperti Amerika Serikat dan Inggris, namun jauh di atas target BOJ yang telah lama ditetapkan sekitar 2 persen.
Baca juga: Kementerian Kesehatan dan Tenaga Kerja Jepang Catat 21.584 Kasus Bunuh Diri Tahun 2022
Beberapa analis berpendapat BOJ akan segera menaikkan suku bunga, karena inflasi Jepang sebagian besar didorong oleh kenaikan harga energi, yang naik sebesar 15,2 persen pada Desember, bukan pertumbuhan harga yang berbasis luas.
Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda, yang masa jabatannya akan berakhir pada April tahun ini, mengatakan dia lebih suka bertahan dengan kebijakan moneter ultra longgar sampai tingkat upah naik lebih lanjut.
Banyak perusahaan Jepang, termasuk induk dari merek pakaian Uniqlo, telah mengumumkan rencana untuk menaikkan upah di tengah kenaikan harga dan kekurangan tenaga kerja yang memburuk.
Lebih dari separuh perusahaan besar Jepang mengatakan mereka berencana menaikkan upah tahun ini, menurut jajak pendapat yang diterbitkan Reuters pada Kamis, meskipun perusahaan kecil yang mempekerjakan sebagian besar pekerja Jepang dipandang kurang mampu membayar gaji yang lebih tinggi.