Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Menparekraf Sandiaga Uno Sebut Kapal Wisata yang Tenggelam di Labuan Bajo Tak Laik Berlayar

kapal wisata KLM Tiana Liveboard membawa 19 penumpang tenggelam di Perairan Batu Tiga, Labuan Bajo, Sabtu 21 Januari 2023.

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Menparekraf Sandiaga Uno Sebut Kapal Wisata yang Tenggelam di Labuan Bajo Tak Laik Berlayar
Tangkapan Layar video beredar
Kapal yang membawa belasan wisatawan asing dan lokal dilaporkan tenggelam di Perairan Batu Tiga, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (21/1/2023) sore. Kapal yang tenggelam diketahui bernama Tiana Live Board. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) menyebut kapal wisata KLM Tiana yang tenggelam di Labuan Bajo tak laik berlayar.

Dengan kata lain, KLM Tiana tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan atau yang harus ada.

Ia mengaku telah menindaklanjuti kejadian tersebut dan sudah memeriksa secara langsung ke tempat.

"Sangat kami sayangkan dan kami prihatin. Kami sudah menindaklanjuti. Saya kemarin ada di Labuan Bajo untuk secara langsung mengecek dan ini memang suatu pelajaran buat semua," katanya di Gedung Sapta Pesona, Kemenparekraf, Jakarta Pusat, Selasa (24/1/2023).

Baca juga: Soal Kapal Wisata yang Tenggelam di Labuan Bajo, Kata Asosiasi Kapal Wisata hingga SAR

Menurut dia, sudah dikeluarkan edaran dan instruksi yang jelas terkait penggunaan KLM Tiana.

"Walaupun sudah dikeluarkan instruksi tegas, edaran yg jelas, tapi masih terjadi. Apalagi ini bukan kapal yang laik berlayar," ujar Sandiaga.

Berita Rekomendasi

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan akan meningkatkan pemantauan, khususnya oleh badan otorita Labuan Bajo.

"Jadi, kami akan tingkatkan monitoring, khususnya oleh badan otorita Labuan Bajo dan akan memberikan informasi yang jelas kepada wisatawan," katanya.

Sandiaga menyebut biro perjalanan yang mengatur KLM Tiana tidak berada di Labuan Bajo.

Ia berujar berwisata seharusnya aman, nyaman, dan menyenangkan.

"Ini sangat kami sayangkan. Ini adalah suatu hal mendasar bahwa pariwisata itu harus aman, nyaman, dan menyenangkan," ujarnya.

Sandiaga menyebut pihaknya akan terus melakukan pemeriksaan.

Ia bersyukur tak ada korban jiwa, namun menyayangkan paspor wisatawan asing ada yang tak bisa diselamatkan.

"Itu harus kita bantu untuk diterbitkan segera oleh masing-masing kedutaan atau konsulat jenderal agar mereka bisa kembali atau pulang ke negaranya," kata Sandiaga.

Diketahui, kapal wisata KLM Tiana Liveboard tenggelam di Perairan Batu Tiga, Labuan Bajo, Sabtu 21 Januari 2023.

Kapal wisata itu membawa 19 penumpang, 10 di antaranya wisatawan mancanegara.

Lalu, empat wisatawan lokal, satu orang pemandu, dan empat orang kru kapal. Meski tak menyebabkan korban jiwa, namun sejumlah wisatawan mengalami luka ringan hingga berat.

Salah satu penumpang korban tenggelamnya KLM Tiana asal Pekalongan, Jawa tengah, Khow Cyinthia Josephine merasa dirinya dibohongi oleh travel agent yang mengatur perjalanan wisatanya ke Labuan Bajo.

Ia mengungkapkan travel agent semula menyebut akan menggunakan KLM Nadia untuk perjalanan wisata dari Labuan Bajo ke Taman Nasional Komodo. Namun, Cyinthia justru ditipu karena dilayani menggunakan KLM Tiana yang tenggelam.

Wisatawan korban kapal tenggelam kemudian mempolisikan pemilik KLM Tiana Liveboard dan agen travel di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Senin 23 Januari 2023.

Baca juga: Cerita Korban Selamat dari Tenggelamnya Kapal di Labuan Bajo, Harusnya Tidak Naik Kapal Itu

Didampingi kuasa hukumnya, mereka mendatangi Mapolres Manggarai Barat membuat laporan polisi.

Enam wisatawan dimaksud, yaitu dua orang WNA berinisial NT dan DE. NT merupakan WNA asal Kanada, sedangkan DE berasal dari negara Latvia.

Sementara empat korban lainnya masing-masing berinisial FJ, KJ, KP dan EW, merupakan satu keluarga yang berasal dari Pekalongan.

Kuasa Hukum para korban, Hipatios Wirawan mengatakan, pihaknya memilih membuat laporan polisi karena agent dan pemilik kapal diduga telah melakukan kelalaian dan penipuan hingga korban mengalami kerugian material dan immateril.

"Dugaan kelalaian dan penipuan oleh agen wisata ini ialah karena tidak menyampaikan informasi sebenarnya kepada penumpang (korban) terkait kapal yang akan digunakan untuk berwisata di perairan Taman Nasional Komodo yang rencananya selama tiga hari dua malam," jelas Hipatios Wiraman dikutip dari Pos Kupang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas