Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

LVMH Kembali Garap Pasar China Pasca Pembukaan Lockdwn

LVMH optimistis pasar barang mewah China akan kembali bangkit tahun ini karena dibukanya kembali perbatasan China pasca lockdown.

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
zoom-in LVMH Kembali Garap Pasar China Pasca Pembukaan Lockdwn
WSJ.com
LVMH yakin pasar barang mewah China akan kembali bangkit tahun ini karena dibukanya kembali perbatasan China pasca lockdown. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, HONGKONG - Raksasa barang mewah LVMH menyatakan keyakinannya bahwa pasar barang mewah China akan kembali bangkit tahun ini karena dibukanya kembali perbatasan China pasca lockdown.

Melansir dari CNN, LVMH Moët Hennessy Louis Vuitton (LVMH) melaporkan pendapatan 79,2 miliar euro atau sekitar 86,2 miliar dolar AS dan laba 21,1 miliar euro atau 22,9 miliar dolar AS untuk tahun 2022 pada Kamis (26/1/2023). Pendapatan dan laba LVMH tercatat mengalami lonjakan 23 persen.

Dalam sebuah presentasi, perusahaan mengatakan lonjakan dalam pendapatan dan laba didukung oleh pemulihan perjalanan internasional dan permintaan yang kuat dari pelanggan di seluruh Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang.

Dalam beberapa bulan mendatang, "kami memiliki banyak alasan untuk (menjadi) percaya diri, bahkan optimis, di pasar China", kata CEO LVMH Bernard Arnault.

“Ada tunas hijau di China. Di Makau, di mana orang China sekarang bisa bepergian, perubahannya cukup spektakuler. Toko penuh. Ini benar-benar kembali (dengan) kecepatan yang sangat kuat,” sambungnya.

Pemilik brand barang mewah seperti Louis Vuitton dan Sephora ini juga memiliki berbagai toko di Prancis yang siap menyambut pembeli China, karena lebih banyak pembatasan perjalanan dibatalkan pemerintah Beijing. 

Berita Rekomendasi

Bos LVMH yang juga menjadi orang terkaya di dunia memperkirakan, turis China tidak akan kembali dalam jumlah besar "hingga setidaknya paruh kedua tahun ini".

China mencabut beberapa pembatasan perbatasan Covid-19 pada bulan ini, termasuk menghapus persyaratan karantina untuk pelancong internasional.

Baca juga: China Klaim Kematian Akibat Covid di Negaranya Turun Hampir 80 Persen

Arnault mencatat, untuk sementara LVMH melihat tanda-tanda pemulihan tersebut masih berada di tahap "awal".

"Kami tidak bisa menjamin akan terus seperti itu. (Tapi) jika terus berlanjut, ini akan menjadi tahun yang luar biasa,” ungkap miliarder itu.

Chief Financial Officer (CFO) LVMH, Jean-Jacques Guiony, juga memperingatkan bahwa tingkat lalu lintas pelanggan saat ini di China masih sekitar 40 persen di bawah tingkat pra-pandemi, dan prospek ekonomi sulit untuk diprediksi.

Baca juga: Rumah Mode Mewah Eropa Semangat Sambut Kembalinya Pelancong China

Tetapi perusahaan melihat tanda optimisme lainnya, dan mengusulkan untuk menaikkan dividen 2022 pada Kamis, dari 10 euro menjadi 12 euro per saham. Proposal akan disetujui dalam rapat umum perusahaan pada bulan April mendatang.

LVMH adalah raksasa barang mewah terbaru yang memberikan perkiraan optimis atas pembukaan kembali China.

Pekan lalu, produsen jam tangan dan perhiasaan Swiss, Swatch Group, memprediksi “tahun rekor di 2023" berdasarkan pertumbuhan penjualan yang kuat yang telah terlihat bulan ini di China.

Baca juga: Perayaan Imlek di Makau Meriah Pasca Pelonggaran Covid-19 Pemerintah China

"Setelah tindakan Covid berakhir, konsumsi pulih dengan cepat, tidak hanya di China, tetapi juga di kota-kota terdekat Hong Kong dan Makau," kata Swatch Group dalam sebuah pernyataan.

Burberry juga telah menunjukkan tanda-tanda "pemulihan yang baik" di China pada bulan ini, menyusul kemerosotan pada kuartal terakhir 2022 yang disebabkan oleh wabah dan lockdown Covid-19 di negara itu.

Penjualan di Cina daratan turun 23 persen pada periode Oktober hingga Desember, kata merek mewah Inggris itu saat melaporkan pendapatan pada pekan lalu.

"Sementara waktu dan laju pemulihan tetap tidak pasti untuk sisa tahun ini, kami yakin dengan peluang dan prospek jangka panjang pasar China," kata chief operating and financial officer Burberry, Julie Brown.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas