Program BUMNU yang Dinisiasi Erick Thohir Diharapkan Jadi Solusi Entaskan Kemiskinan
PBNU bersama BUMN telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 15 miliar sebagai langkah awal ikhtiar menjalankan program BUMNU.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program Badan Usaha Milik Nahdlatul Ulama (BUMNU) diharapkan mampu menjadi solusi untuk mengentaskan kemiskinan masyarakat.
Program tersebut merupakan hasil kolaborasi antara BUMN dan PBNU.
Ketua Tanfidziyah PBNU, Alissa Wahid menuturkan kemiskinan masih menjadi momok di tengah masyarakat, khususnya di kalangan masyarakat NU.
Baginya program BUMNU ini adalah upaya serius untuk mendorong peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Baca juga: Peran Erick Thohir di Balik Sukses Acara Resepsi 1 Abad NU
"Masuk abad kedua NU, Kemiskinan masih cukup tinggi di kalangan Nahdlatul ulama. Jadi BUMNU jadi salah satu spirit baru," ujar Alissa seperti dikutip pada Kamis (9/2/2023).
Putri sulung Gus Dur itu menerangkan Kabupaten Jember bakal menjadi pilot project pembangunan BUMNU.
Alissa menuturkan PBNU bersama BUMN telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 15 miliar sebagai langkah awal ikhtiar menjalankan program BUMNU tersebut.
"Anggaran dari PBNU untuk pembangunan BUMNU Grosir ini Rp 15 miliar, untuk pendirian dan disokong ramai-ramai. Selebihnya rahasia perusahaan," terangnya.
Alissa mengatakan Kabupaten Jember menjadi titik awal pembangunan BUMNU.
Nantinya ia menargetkan bakal ada 250 BUMNU yang tersebar di seluruh Indonesia
"Totalnya 250 titik, kita cicil. Di Jember jadi model," pungkasnya.
Sebagai informasi, nantinya produk-produk yang dijual di BUMNU adalah hasil sinergi supplier produk lokal dan produk milik BUMN.
Harga produk yang dijual di BUMNU juga dipastikan bakal lebih murah sehingga toko-toko kecil bisa diuntungkan dengan kehadiran BUMNU.
Program BUMNU ini sebelumnya digagas Menteri BUMN Erick Thohir beberapa waktu lalu.
Kementerian BUMN menggandeng PBNU untuk bekerja sama dengan membentuk BUMNU.
Dari program BUMNU ini diharapkan bisa membantu warga terutama warga NU.
Program tersebut dimulai dari pendirian 250 badan usaha dan menjadi faktor pendorong perekonomian umat berbasis pesantren, melalui pemberdayaan ekonomi di pesantren-pesantren besar di tanah air.