Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Inflasi Mencekik, Bank Sentral Selandia Baru Kerek Suku Bunga 50 Bps

Bank Sentral Selandia Baru menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin ke level tertinggi dalam lebih dari 14 tahun terakhir di tingkat 4,75 persen

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Inflasi Mencekik, Bank Sentral Selandia Baru Kerek Suku Bunga 50 Bps
RNZ
Reserve Bank of New Zealand 

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, WELLINGTON - Bank Sentral Selandia Baru menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin ke level tertinggi dalam lebih dari 14 tahun terakhir di tingkat 4,75 persen pada hari ini, Rabu (22/2/2023).

Selain menaikkan suku bunga, Bank Sentral Selandia Baru juga mengatakan akan terus memperketat kebijakan moneternya karena inflasi yang masih terlalu tinggi, sebuah sinyal hawkish yang mengirim mata uang dolar Selandia Baru melonjak.

Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) terus memperkirakan suku bunga resmi (OCR) mencapai puncaknya pada 5,5 persen di tahun ini, menurut pernyataan kebijakan moneter (MPS) yang menyertai keputusan suku bunga. Langkah itu akan menandai rentetan pengetatan kebijakan paling agresif sejak suku bunga resmi diperkenalkan pada 1999.

Baca juga: Ketua The Fed Jerome Powell Sebut Inflasi Mulai Mereda, Tapi Suku Bunga Masih Cenderung Naik

"Meskipun ada tanda-tanda awal pelonggaran tekanan harga, inflasi harga konsumen inti tetap terlalu tinggi, lapangan kerja masih di luar tingkat maksimum yang berkelanjutan, dan ekspektasi inflasi jangka pendek tetap tinggi," kata RBNZ, yang dikutip dari Reuters.

Pernyataan kebijakan terbaru dari RBNZ, salah satu bank sentral global pertama yang menarik stimulus pada era pandemi COVID-19, menunjukkan RBNZ tidak terlalu terburu-buru dibandingkan banyak bank sentral lainnya dalam beralih ke kenaikan suku bunga yang lebih kecil setelah serangkaian kenaikan yang tinggi.

Dolar Selandia Baru naik setinggi 0,6246 dolar AS menyusul keputusan suku bunga RBNZ, setelah diperdagangkan serendah 0,6206 dolar AS pada sesi sebelumnya.

BERITA REKOMENDASI

Tantangan Inflasi

Inflasi tahunan Selandia Baru saat ini mendekati level tertinggi dalam tiga dekade sebesar 7,2 persen, jauh di atas target jangka menengah bank sentral sebesar 1 persen hingga 3 persen.

Dalam konferensi pers pasca pengumuman kebijakan bank sentral, Gubernur RBNZ Adrian Orr mengatakan inflasi diperkirakan mencapai 7,3 persen pada kuartal pertama tahun ini sebelum akhirnya mereda.

Baca juga: Ekonomi Dunia Beri Sinyal Pemulihan, Bank Sentral Mulai Kompak Kendurkan Suku Bunga Acuan

"Siklus bisnis sedemikian rupa sehingga tekanan inflasi sangat kuat dan inflasi terlalu tinggi. Jadi arah suku bunga resmi kami sangat mudah," ungkap Orr.

Sementara itu, cuaca dan Topan Gabrielle menjadi salah satu topik yang disinggung pasca pengumuman kebijakan bank sentral Selandia Baru.

Banjir bandang yang melanda kota terbesar di Selandia Baru, Auckland, pada akhir Januari dan disusul Topan Gabrielle dua minggu kemudian menimbulkan malapetaka di sebagian besar Kepulauan Utara. Kedua peristiwa itu menewaskan setidaknya 15 orang dan menyebabkan kerusakan hingga miliaran dolar.

Sedangkan proses pemulihan atau pembangunan kembali akan meningkatkan ekonomi dan inflasi, yang sudah menjadi masalah bagi bank sentral, dan pertumbuhan diperkirakan akan melambat dalam jangka pendek.

Baca juga: Ekonomi Dunia Beri Sinyal Pemulihan, Bank Sentral Mulai Kompak Kendurkan Suku Bunga Acuan

"Komite mengakui dampak regional yang signifikan dari peristiwa cuaca buruk di seluruh Selandia Baru, dan setuju bahwa respons kebijakan fiskal pemerintah akan lebih efektif dalam mengatasi hal ini, daripada aktivitas kebijakan moneter apa pun," ujar RBNZ.

RBNZ terus memperkirakan Selandia Baru tergelincir ke dalam resesi pada kuartal kedua tahun ini, tetapi melihat pertumbuhan rebound pada kuartal pertama 2024, lebih awal dari perkiraan sebelumnya.

"Mengingat kemungkinan dampak inflasi jangka menengah dari topan, kami melihat risiko di sekitar perkiraan puncak OCR 5,25 persen kami sekarang miring ke atas," kata seorang ekonom di Bank ANZ dalam sebuah catatan.

"Namun, seperti RBNZ, kami menunggu dan melihat sampai gambarannya menjadi lebih jelas," imbuhnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas