Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pejabat Bank Sentral AS Indikasikan Terus Lawan Inflasi dengan Kenaikan Suku Bunga

The Fed menyetujui kenaikan suku bunga 0,25 poin persentase, yang menjadi kenaikan terkecil sejak siklus pengetatan kebijakan moneter

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Pejabat Bank Sentral AS Indikasikan Terus Lawan Inflasi dengan Kenaikan Suku Bunga
Ledger Insights
Bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve. 

Sejak pertemuan tersebut, pejabat The Fed telah menekankan perlunya tetap waspada meski mengungkapkan optimisme bahwa data inflasi baru-baru ini merupakan kabar "yang menggembirakan".

Bullard mengulangi keyakinannya dalam sebuah wawancara pada Rabu, menyebut kenaikan menjadi lebih tinggi lebih cepat akan lebih efektif. Tetapi bahkan dengan dorongannya untuk kebijakan jangka pendek yang lebih agresif, dia mengatakan tingkat puncak, atau terminal, harus berada di sekitar 5,375 persen.

Data ekonomi AS untuk Januari menunjukkan inflasi berjalan pada kecepatan yang lebih rendah dari rekor pada musim panas 2022, meski masih jauh dari target The Fed.

Indeks harga konsumen untuk Januari naik 0,5 persen dari Desember dan naik 6,4 persen dari titik yang sama pada tahun lalu. Sementara indeks harga produsen naik 0,7 persen pada Januari dan naik 6 persen secara tahunan. Kedua data tersebut berada di atas ekspektasi Wall Street.

Baca juga: Harga Bitcoin Melesat Usai The Fed Kerek Suku Bunga

Pasar keuangan khawatir jika The Fed bergerak terlalu cepat atau terlalu jauh, hal tersebut dapat menyebabkan ekonomi AS mengalami resesi.

Risalah tersebut mencatat, “beberapa” anggota melihat risiko resesi “meningkat”. Pejabat lain secara terbuka berpikir The Fed dapat menghindari resesi dan mencapai “soft landing” untuk ekonomi yang mengalami pertumbuhan melambat tetapi tidak menyusut.

“Peserta mengamati bahwa ketidakpastian yang terkait dengan pandangan mereka untuk aktivitas ekonomi, pasar tenaga kerja, dan inflasi tinggi,” ungkap risalah tersebut.

Berita Rekomendasi

Sementara faktor yang berdampak pada ekonomi yang disinggung dalam risalah tersebut antara lain perang di Ukraina, pembukaan kembali ekonomi di China dan kemungkinan pasar tenaga kerja bisa tetap ketat lebih lama dari yang diperkirakan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas