Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun Bisnis

OJK: Penyaluran Kredit Perbankan pada Januari 2023 Tumbuh 10,53 Persen Jadi Rp6.310 Triliun

Penguatan kredit hingga mencapai 10,53 persen itu utamanya ditopang oleh kredit investasi dan kredit modal kerja.

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in OJK: Penyaluran Kredit Perbankan pada Januari 2023 Tumbuh 10,53 Persen Jadi Rp6.310 Triliun
Tangkapan Layar
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK, Senin (27/2/2023). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae menyatakan, kredit perbankan tumbuh 10,53 persen atau menjadi Rp 6.310,88 triliun pada Januari 2023.

"Kredit perbankan pada Januari 2023 tumbuh sebesar 10,53 persen secara year-on-year (yoy). Desember 2022 tercatat 11,35 persen secara year-on-year menjadi Rp 6.310,88 triliun," kata Dian saat Konferensi Pers, Senin (27/2/2023).

Dian mengatakan, penguatan kredit hingga mencapai 10,53 persen itu utamanya ditopang oleh kredit investasi dan kredit modal kerja.

Baca juga: BRI Targetkan Pertumbuhan Kredit 2023 Capai Dua Digit

"Kredit investasi dan kredit modal kerja masing-masing tumbuh sebesar 12,61 persen (yoy) dan 10,3 persen (yoy)," ungkapnya.

Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) pada Januari 2023 tercatat tumbuh sebesar 8,03 persen secara (yoy). Sedangkan pada Desember 2022 tercatat 9,01 persen (yoy) sehingga menjadi Rp 7.953,8 triliun.

"Giro yang merupakan main drivernya, adapun secara month to month (mtm). DPK januari 2023 turun 2,45 persen atau turun sebesar Rp 199,77 triliun," paparnya.

Berita Rekomendasi

Dian menegaskan, likuiditas industri perbankan di awal 2023 masih di atas threshold dengan rasio likuiditas yang terjaga.

Kata dia, Rasio Alat Likuid to Non-Core Deposit atau (AL/NCD) di level 12,64 persen pada Januari 2023 sedangkan Desember 2022 di level 137,67 persen. Sedangkan Alat Likuid terhadap DPK di level 29,20 persen di Januari 2023 sedangkan Desember 2022 pada 31,20 persen.

"Selama masih jauh diatas ambang batas ketentuan masing-masing yang sebesar 50 persen dan 10 persen," tegasnya.

Di sisi lain, Dian mengatakan, risiko kredit di awal 2023 masih terjaga dengan rasio non performing loan (NPL) perbankan sebesar 0,76 persen, adapun pada Desember tercatat 0,71 persen.

"Sementara NPL gross sebesar 2,59 persen di Januari 2023, di Desember 2022 tercatat 2,44 persen," tuturnya.

Dian menambahkan, kredit rekstrukturisasi Covid-19 pada Januari 2023 terus mencatatkan penurunan menjadi sebesar Rp 435,75 triliun.

"Pada Desember 2022 tercatat Rp 469,15 triliun dengan jumlah debitur yang juga menurun menjadi 2,02 nasabah dari sebelumnya Desember 2022 sebesar 2,27 juta nasabah," ucap dia.

Sementara itu, Capital Adequacy Ratio (CAR) dari seluruh industri perbankan menguat sebesar 25,93 persen di Januari 2023, sedangkan Desember tahun 2022 tercatat sebesar 25,63 persen.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas