PGE dan Tepco HD Lakukan Studi Bersama Pengembangan Hidrogen Hijau
Pertamina Geothermal Energy bersinergi dengan Tokyo Electric Power Company Holdings, Incorporated dalam pengembangan hidrogen hijau
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anak usaha PT Pertamina Power Indonesia (Pertamina NRE), PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) bersinergi dengan Tokyo Electric Power Company Holdings, Incorporated (TEPCO HD) dalam pengembangan hidrogen hijau.
Studi bersama pengembangan ini ditandai dengan kunjungan Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kanasugi Kenji mengunjungi kantor PGE Area Lahendong di Kota Tomohon, Sulawesi Utara, akhir pekan kemarin, yang sekaligus membawa New Energy and Industrial Technology Development Organization (NEDO).
Baca juga: Saham PGE Bergerak Fluktuatif di Hari Pertama Perdagangan Pasca IPO
Kanasugi Kenji menyampaikan, Jepang dan Indonesia sepakat dalam mewujudkan konsep Asia Zero Emission Community (AZEC).
“Indonesia memiliki potensi geothermal yang sangat besar yaitu terbesar kedua di dunia, Jepang dan Indonesia memiliki tujuan yang sama untuk memperkuat kerja sama transisi energi, Hal ini juga merupakan kesepakatan kedua kepala negara antara Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida dalam pertemuan bilateral pada saat Konferensi
Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali,” ucap Kanasugi ditulis Senin (27/2/2023).
Pertamina NRE dan TEPCO HD akan menggabungkan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) milik PGE dan teknologi produksi hidrogen milik TEPCO HD, untuk mengembangkan teknologi operasional yang optimal dan mencapai produksi serta transportasi hidrogen hijau yang hemat biaya melalui studi bersama ini dan akan di support pengembangannya oleh NEDO.
Chief Executive Officer Pertamina NRE, Dannif Danusaputro menyampaikan, produksi hidrogen merupakan salah satu area bisnis geothermal Pertamina NRE ke depan.
Baca juga: IPO PGE, Perseroan Lepas 25 Persen Saham hingga Dinilai Bukan Privatisasi
"Kami sedang mengembangkan pilot project untuk hidrogen hijau di area geothermal PGE dengan target produksi 100 kg/hari. Dengan potensi yang dimiliki, kami yakin dapat menjadi pionir dalam menghasilkan hidrogen hijau dan berkontribusi untuk pengurangan emisi karbon. Kami antusias agar dapat bekerja sama dengan TEPCO HD dalam pengembangan ini juga dengan NEDO,” paparnya.
Direktur Utama PGE, Ahmad Yuniarto mengatakan, PGE memiliki visi untuk menjadi perusahaan energi hijau kelas dunia dengan kapasitas geothermal terbesar di dunia.
Hal ini didukung tiga pilar strategis yaitu mengoptimalkan area operasi yang sudah ada, memperluas geothermal value chain, dan mengembangkan area geothermal baru.
"Dengan kunjungan ini kami berharap dapat bekerja sama untuk menambah value pada energi geothermal,” ujar Ahmad.
PGE saat ini mengelola 13 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) dengan kapasitas terpasang sebesar +1,8GW, dimana 672 MW dioperasikan dan dikelola langsung oleh PGE dan 1.205 MW dikelola dengan skenario Kontrak Operasi Bersama.
Kapasitas terpasang panas bumi di wilayah kerja PGE berkonstribusi sebesar sekitar 82 persen dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, dengan potensi pengurangan emisi CO2 sebesar sekitar 9,7 juta ton CO2 per tahun.