Pengamat Energi Sebut Petir Bisa Jadi Penyebab Kebakaran Depo Pertamina Plumpang
Sambaran petir yang menyerang pipa yang berisi bahan bakar minyak (BBM) bisa saja menimbulkan api.
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Energi, Ali Ahmudi menyoroti penyebab terjadinya kebakaran yang melanda Depo Plumpang Pertamina, di Jakarta Utara, pada Jumat (3/3/2023) malam.
Pasalnya, dugaan sementara kebakaran terjadi lantaran tersambar petir.
Ali mengatakan, sambaran petir yang menyerang pipa yang berisi bahan bakar minyak (BBM) bisa saja menimbulkan api. Hal itu terjadi jika pipa tak sesuai standar internasional.
Baca juga: Erick Thohir Minta Bos Pertamina Koordinasi dengan Polisi Usut Tuntas Kebakaran Depo Plumpang
"Ini berarti, jika tangki atau pipa yang dipakai sesuai standar, kecil kemungkinan bisa bocor hanya karena sambaran petir yang mungkin lagi iseng," kata Ali saat dihubungi Tribunnews, Sabtu (4/3/2023).
Menurut Ali, pipa yang digunakan untuk menampung bahan bakar minyak (BBM) sepatutnya menggunakan bahan dari baja atau sesuai dengan standar internasional adalah setebal 4,85 milimeter.
"Standar internasional menyebutkan bahwa untuk migas ketebalannya sekitar 4,85 mm (lebih tinggi dari tangki/pipa biasa sekitar 2,0 mm)," ujar dia.
Meski demikian, Ali mengatakan ada indikasi lain penyebab timbulnya api di Depo Plumpang Pertamina.
"Pastinya ada sebab lain sehingga terbentuk segitiga api penyebab kebakaran tersebut," paparnya.
Sebelumnya, Kasie Ops Sudin Gulkarmat Jakarta Utama, Abdul Wahid menjelaskan dugaan sementara penyebab kebakaran tersebut bisa terjadi.
Menurutnya, kebarakan tersebut terjadi diduga karena sambaran petir.
"Dari informasi yang diterima itu, karena tersambar petir," kata Abdul, Sabtu (4/3/2023) melalui keterangannya.
Kini, petugas dari Sudin Gulkarmat Jakarta Utara diperkirakan Abdul masih akan bertambah. Mengingat kebakaran tersebut hingga dini hari, sekira pukul 00.44 WIB masih terus terjadi.
"Jumlah personel kemungkinan masih bertambah. Kemungkinan dari dinas juga akan diturunkan. Saat ini, sedang dievakuasi," ujar Abdul.