Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Harga Cabai Sudah Melonjak Jauh Sebelum Ramadan, Pegadang Pasar Sebut Hal Ini di Luar Kebiasaan

Harga rata-rata cabai rawit merah naik 1,96 persen atau Rp 1.250, menjadi Rp 65.100 per kilogram.

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Harga Cabai Sudah Melonjak Jauh Sebelum Ramadan, Pegadang Pasar Sebut Hal Ini di Luar Kebiasaan
/ÿÿ
Pedagang sedang merapikan cabai merah keriting di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga cabai menjadi sorotan menjelang datangnya bulan Ramadan.

Cabai rawit merah mencuri perhatian karena terpantau mengalami kenaikan harga paling drastis.

Mengutip data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional pada Minggu (5/3), harga rata-rata cabai rawit merah naik 1,96 persen atau Rp 1.250, menjadi Rp 65.100 per kilogram.

Bila dilihat dari sebaran di setiap provinsi, Kalimantan Utara menjadi daerah yang harga cabai rawit merahnya termahal, yaitu sebesar Rp 105 ribu per kilogram.

Paling murah ada di Sumatera Utara, per kilogramnya dibanderol Rp 34.250.

Baca juga: Harga Cabai Rawit Merah Tembus Rp 65.100 Per Kg, Dua Minggu Menjelang Ramadan

Data dari Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan (SP2KP Kemendag) juga mencatat kenaikan pada harga cabai rawit merah.

Harganya naik 0,63 persen atau Rp 400, menjadi Rp 63.700 per kilogram.

Berita Rekomendasi

Berbeda dengan PIHPS Nasional, SP2KP Kemendag mencatat harga cabai rawit merah termahal ada di Nusa Tenggara Timur.

Di provinsi tersebut, harganya menyentuh angka Rp 92.222 per kilogram.

Sedangkan untuk yang termurah ada di Sumatera Utara, di mana per kilogramnya dibanderol sebesar Rp 36.667.

Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI) sempat mencatat beberapa kenaikan harga komoditas dalam beberapa pekan terakhir.

Ia mengatakan hal tersebut menimbulkan kegaduhan di masyarakat.

Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI Reynaldi Sarijowan mengatakan cabai rawit merah yang saat ini harganya Rp 60 ribu per kilogram dan cabai merah TW dibanderol Rp 65 ribu per kilogram.

"Kenaikan tersebut terjadi usai Natal dan Tahun Baru (Nataru), lebih tepatnya setelah tahun baru," katanya.

Harga cabai rawit merah tadinya hanya sebesar Rp 50 ribu per kilogram.

Sedangkan cabai merah TW sebelumnya Rp 55 ribu per kilogram.

Semua itu naik setelah tahun baru 2023. Lalu, komoditas bawang turut mengalami kenaikan harga.

Bawang merah kini dibanderol Rp 45 ribu per kilogram dan bawang putih Rp 38 ribu per kilogram.

Minyak goreng curah merek Minyakita yang belakangan ini ramai diperbincangkan juga masih dibanderol di atas harga eceran tertinggi (HET) Rp 14 ribu, yaitu Rp 15 ribu per liter.

"Daging, telur, ayam, gula pasir, dan garam juga mengalami kenaikan yang cukup tinggi di beberapa pekan terakhir ini," ujar Reynaldi.

Reynaldi mengatakan tingginya harga biasanya baru terjadi 15 hari sebelum bulan Ramadan masuk.

"Tetapi, ini masih jauh dari 15 hari tersebut, beberapa bahan pokok sudah mulai cukup tinggi harganya," katanya.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengaku pemerintah sudah menyiapkan strategi agar harga pangan tidak naik terlalu tinggi pada saat nanti Ramadan hingga Lebaran.

"Kita kerjasama dengan gubernur, bupati, walikota bahkan dipimpin langsung Mendagri untuk memantau inflasi tiap minggu," kata Zulhas.

Zulhas mengatakan setiap daerah diwajibkan memiliki anggaran cadangan sebanyak 2 persen dari total anggaran daerah yang dapat digunakan sebagai pengeluaran tidak terduga.

Anggaran tersebut dapat digunakan sebagai subsidi ongkos kirim bahan pangan, jika ada komoditas tertentu di wilayah tersebut yang harganya terlampau tinggi.

"Misalnya bawang dari Padang datang ke Lampung ongkosnya bisa dibayar, atau telur dari Jawa datang ke Lampung itu ongkosnya diganti oleh pemerintah, sehingga harga bisa turun lagi," kata Zulhas.

Saat ini juga Kemendag tengah memastikan kecukupan stok pangan menjelang Ramadan.

Pihaknya juga memastikan berbagai pangan yang dicukupi oleh impor semua dapat terpenuhi saat Ramadan tiba.

"Saya lagi gencar untuk memastikan daging, gula, bawang putih, minyak goreng dan terigu aman karena nanti orang beli," kata Zulhas.

"Kita kerja keras ini tinggal 18 hari lagi puasa. Jadi mulai masuk yang penting tersedia," tambah Zulhas.(Tribun Network/edp/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas