Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Cegah Impor, Penanaman Kedelai di Indonesia Harus Digenjot dari Hulu ke Hilir

Pengembangan kedelai dapat dimasifkan ke semua daerah di Indonesia, sehingga kebutuhan kedelai dapat terpenuhi.

Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Cegah Impor, Penanaman Kedelai di Indonesia Harus Digenjot dari Hulu ke Hilir
SURYA/PURWANTO
Pekerja membuat tahu dari kedelai impor kualitas A di pabrik tahu Sukun 73 di Kota Malang, Jawa Timur. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto

TRIBUNNEWS COM, JAKARTA – Semangat petani Pandeglang, Banten untuk menanam kedelai terus terpacu.

Apalagi di Pandeglang tersedia lahan yang cukup luas untuk menanam kedelai.

Direktur Aneka Kacang dan Umbi(AKABI) Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Yuris Tiyanto mengatakan Indonesia saat ini memang masih kekurangan kedelai.

Karena itu upaya untuk membudidayakan tanaman kedelai harus digenjot.

Baca juga: Tidak Mendapatkan Bantuan dari Pemerintah, 70 Penyalur Kedelai Membentuk Asosiasi

"Negara kita ini masih kekurangan kedelai, makanya harus digenjot dengan menanam kedelai yang melibatkan peranan ormas setempat dan APDESI sangat tepat, mengingat peranannya sangat strategis yang langsung bersentuhan dengan petani atau kelompok tani yang ada di desa," kata Yuris dalam pernyataannya yang diterima Tribun, Rabu(8/3/2023).

Hal senada juga disampaikan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan RI Suwandi.

Berita Rekomendasi

Menurut Suwandi pengembangan kedelai dapat dimasifkan ke semua daerah di Indonesia, sehingga kebutuhan kedelai dapat terpenuhi dari produksi dalam negeri tentunya perlu dukungan dari semua pihak baik daerah maupun pusat terutama petani sendiri.

"Potensi lahan di Pandeglang tersedia cukup luas untuk ditanami kedelai, dan harga kedelai pun saat ini sangat menguntungkan bagi petani," kata dia.

Sementara itu Tim Ahli Wakil Presiden RI, Arif Rahman menjelaskan pengembangan kedelai harus ditangani secara serius dari hulu sampai hilir. Selain agar petani ada kepastian harga jual, juga untuk penanganan pascapanen yang bisa menjamin mutu yang baik.

"Menanam kedelai ini sangat menjanjikan bagi petani kita. Kita tahu produk kedelai sangat disukai rakyat Indonesia, yakni tahu dan tempe, tapi sayangnya kedelai 80 persen masih impor. Pandeglang punya potensi menyediakan kedelai lokal yang berkualitas bagi pengrajin tempe-tahu, susu kedelai, maupun produk turunan lainnya dari kedelai," ujar Arif Rahman.

Dalam acara sosialisasi pengembangan kawasan kedelai di Pandeglang, Banten, Panitia Pelaksana, Edward Mentang mengatakan kerjasama dengan APDESI untuk sosialisasi tanaman kedelai cukup efektif apalagi ada dukungan Direktorat AKABI Ditjen Tanaman Pangan Kementan RI."Kita apresiasi kegiatan ini sebagai wujud kepedulian pemerintah terhadap petani khususnya petani kedelai," kata Edward.

Dalam kegiatan yang dilakukan di Kecamatan Angsana, Pandeglang, Banten tersebut dihadiri oleh Direktur Aneka Kacang dan Umbi (AKABI) Ditjen Tanaman Pangan Kementan RI Yuris Tiyanto, Tim Ahli Wakil Presiden RI Arif Rahman, Panitia Pelaksana, Edward Mentang, Anggota DPRD Pandeglang, Kepala Dinas Pertanian Pandeglang, Wakil Dinas Pertanian Banten, Asosiasi Perangkat Desa Seluruh Indonesia (APDESI) serta 35 kelompok tani se-Kecamatan Angsana.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas