Soal Pencopotan Direksi Pertamina oleh Erick Thohir, Ini Penjelasan Manajemen
Jabatan Direktur Penunjang Bisnis Perusahaan Pertamina akan di rangkap tugaskan oleh Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina Erry Widiastono.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) akhirnya membuka suara terkait adanya kabar pencopotan Direktur Perseroan oleh Menteri BUMN Erick Thohir imbas insiden kebakaran Depo Plumpang, beberapa waktu lalu.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso menyampaikan Dedi Sunardi telah menyelesaikan tugasnya sebagai Direktur Penunjang Bisnis Pertamina yang telah ia jabat sejak tanggal 3 Mei 2021 berdasarkan Keputusan Menteri BUMN nomor SK -142/MBU/05/2021.
Selanjutnya, jabatan Direktur Penunjang Bisnis Perusahaan Pertamina akan di rangkap tugaskan oleh Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina Erry Widiastono.
Baca juga: Copot Direktur Pertamina, Kementerian BUMN Segera Umumkan Penggantinya
Rangkap jabatan ini sampai dengan diangkatnya Direktur Penunjang Bisnis Perusahaan yang definitif.
Pencopotan ini sesuai Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT Pertamina nomor SK - 43/MBU/03/2023 tentang pemberhentian anggota direksi perusahaan perseroan (PERSERO) PT Pertamina, tanggal 8 Maret 2023.
"Kami sebagai perusahaan mengucapkan terima kasih atas dedikasi tenaga dan pikiran Beliau selama memangku jabatan tersebut" ungkap Fadjar.
Erick Thohir Sempat Singgung Pencopotan Direktur Pertamina
Menteri BUMN Erick Thohir saat menjenguk korban kebakaran dampak insiden Depo Plumpang di Rumah Sakit Pusat Pertamina sempat menyinggung pencopotan direksi perusahaan pelat merah ini.
"Saya sudah pernah copot direksi, tapi kalau perlu mencopot, saya copot lagi. Tapi ini lebih kepada sistem bisnis risiko," ungkapnya, dikutip Kompas.
Menurut Erick, pencopotan direksi bukanlah solusi konkret. Melainkan, perlu untuk memperbaiki model bisnis dan manajemen risiko perusahaan.
"Percuma copot-copot orang, tapi enggak beri solusi menyeluruh, harus ada sistem terpadu yang memberi solusi," tambahnya.