Buntut Keruntuhan Silicon Valley Bank, The Fed Gelar Penyelidikan Internal
Silicon Valley Bank (SVB) ditutup oleh Departemen Perlindungan Keuangan dan Inovasi California pada 10 Maret 2023.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Bank sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed) sedang menyelidiki faktor-faktor yang menyebabkan keruntuhan Silicon Valley Bank, termasuk bagaimana bank itu mengawasi dan mengatur operasionalnya.
Melansir dari Cointelegraph, The Fed mengumumkan Wakil Ketua bank sentral AS, Michael Barr, akan "memimpin tinjauan pengawasan dan regulasi Silicon Valley Bank, mengingat kegagalan bank itu", dengan hasil penyelidikan dijadwalkan dirilis paling lambat tanggal 1 Mei 2023.
“Peristiwa seputar Silicon Valley Bank menuntut tinjauan menyeluruh, transparan, dan cepat oleh Federal Reserve,” kata Ketua The Fed Jerome Powell dalam pengumuman pada Senin (13/3/2023).
Baca juga: FDIC Akan Kembali Lelang Silicon Valley Bank
“Kita perlu memiliki kerendahan hati, dan melakukan tinjauan yang cermat dan menyeluruh tentang bagaimana kita mengawasi dan mengatur perusahaan ini, dan apa yang harus kita pelajari dari pengalaman ini,” tambah Wakil Ketua The Fed, Michael Barr.
Silicon Valley Bank (SVB) ditutup oleh Departemen Perlindungan Keuangan dan Inovasi California pada 10 Maret, tanpa alasan khusus yang diungkapkan di balik penutupan paksa bank tersebut.
Namun sebelum ditutup, SVB dilaporkan berada di ambang kehancuran karena masalah likuiditas yang parah terkait dengan kerugian besar pada investasi obligasi pemerintah dan penarikan oleh deposan yang ketakutan akan masa depan bank tersebut.
Itu adalah bank besar AS kedua yang runtuh pada minggu lalu, setelah kebangkrutan Silvergate Bank yang ramah kripto, dengan perusahaan induknya Silvergate Capital Corporation mengumumkan likuidasi sukarela pada 8 Maret.
Kekacauan di industri perbankan AS semakin bertambah, setelah bank ramah kripto lainnya bangkrut pada Minggu (12/3/2023), ketika Departemen Layanan Keuangan New York mengambil kendali Signature Bank.
Pengumuman terbaru dari The Fed datang hanya sehari setelah meluncurkan Program Pendanaan Berjangka Bank senilai 25 miliar dolar AS untuk mendukung bank-bank yang menghadapi masalah likuiditas, untuk mengekang keruntuhan lebih lanjut dan melindungi deposan.
Pemerintahan Joe Biden telah mengambil tindakan cepat untuk mengatasi masalah ini, dengan presiden AS mengumumkan, “Amerika dapat memiliki keyakinan bahwa sistem perbankan aman. Deposito Anda akan ada saat Anda membutuhkannya. Tidak ada kerugian yang akan ditanggung oleh pembayar pajak.”
Biden menambahkan, manajemen di balik bank yang ambruk akan dimintai pertanggungjawaban atas kegagalan mereka, dan menyarankan agar mereka yang bertanggung jawab dapat dituntut.
Dia juga menyerukan pengawasan terhadap industri perbankan yang lebih kuat dan menggarisbawahi penyelidikan menyeluruh akan segera dilakukan.
"Kita harus mendapatkan perhitungan penuh atas apa yang terjadi," katanya.