Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pedagang Komplain Harga Cabai dan Bawang Naik Tinggi

Komoditas cabai dan bawang mengalami kenaikan paling tinggi di awal Ramadan ini

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Pedagang Komplain Harga Cabai dan Bawang Naik Tinggi
Tribun Kaltim/Muhammad Arfan
Pedagang cabai rawit menunggu pembeli di Pasar Induk Bulungan, Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI) menilai tidak ada upaya serius dari pemerintah dalam meredam kenaikan harga-harga komoditas pangan di awal Ramadan 2023 ini. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pedagang di Pasar Sinpasa Summarecon, Tangerang, Banten, Junaidi mengatakan komoditas cabai dan bawang mengalami kenaikan paling tinggi di awal Ramadan.

Menurutnya, sudah lebih dari sepekan ini harga cabai dan bawang relatif naik dibandingkan komoditas lainnya.

“Cabai rawit ini masih Rp90 ribu per kilogram kalau rawit hijau Rp50 ribu per kilogram, bawang merah Rp45 ribu per kilogram, dan bawang putih Rp40 ribu per kilogram,” tuturnya kepada Tribun Network, Kamis (23/3/2023).

Dia menilai kenaikan ini bisa dibilang relatif wajar karena tingginya daya beli masyarakat menyambut bulan suci Ramadan.

Junaidi berharap pemerintah bisa memberikan solusi agar harga cabai dan bawang bisa ditekan sehingga pelanggannya tetap mau membeli.

“Kalau ibu-ibu harga naik seribu, dua ribu saja sudah gak mau lari. Paling yang masih konsisten beli penjual makanan karena untuk dagangan dia,” tuturnya.

Kata dia, bawang juga sebagai bahan dasar membuat makanan harus mendapat perhatian serius dari pemerintah sehingga pedagang kecil tidak terkenda dampak dari kenaikan harga pangan.

Berita Rekomendasi

Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI) menilai tidak ada upaya serius dari pemerintah dalam menurunkan harga komoditas pangan di awal Ramadan 2023 ini.

Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI Reynaldi Sarijowan mengatakan pemerintah harus turun tangan untuk menurunkan harga komoditas.

Baca juga: Harga Cabai Naik Tinggi, Rawit Merah di Kalimantan Barat Nyaris Rp150 Ribu per Kg

"Kita melihat memang tidak ada upaya serius dari pemerintah untuk mendorong agar harga segera turun. Tidak ada upaya lanjutan sehingga beberapa komoditas tidak turun. Ini sudah memasuki fase pertama, di mana permintaan mulai naik menjelang Ramadhan," katanya.

Pihaknya mencatat sejumlah harga komoditas seperti cabai dan bawang masih berada di angka yang tinggi.

"Cabai rawit dibanderol Rp 90 ribu per kilogram di Jakarta dan beberapa daerah lain masih tinggi,” urainya.

Baca juga: DI Karawang, Harga Cabai Tembus Rp 80.000 per Kilogram Menjelang Ramadan

Beberapa jenis beras juga terpantau tinggi. Telur masih Rp 30 ribu per kilogram. Daging sapi Rp 146 ribu-Rp 148 ribu per kilogram. Ini menjelang fase pertama kenaikan harga pangan Ramadan," katanya melanjutkan.

Ia mengaku pesimis harga komoditas menjelang Ramadan ini akan mengalami penurunan.

Hal itu tak lepas dari pemerintah yang dianggapnya tak memiliki upaya lanjutan dalam menangani harga tinggi ini.

"Jika permintaan sudah tinggi dan tidak ada upaya lanjutan, maka kami pesimis harga pangan di pasaran akan turun," kata Reynaldi.

Meski demikian, ia dan pihaknya akan terus mendorong pemerintah agar segera melakukan berbagai upaya tambahan agar harga bisa segera turun.

Baca juga: Jelang Ramadan, Bahan Pokok Kompak Naik, Harga Bawang Merah Rp 37.500 Per Kg

"IKAPPI terus mendorong agar pemerintah segera melakukan upaya-upaya lanjutan. Upaya-upaya tambahan. Sehingga, harga pangan kembali membaik atau tidak tinggi. Pedagang sendiri merasa kesulitan menjual harga yang cukup tinggi di bulan Ramadan," ujar Reynaldi.

Respon Bapanas

Kepala Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi, membantah pernyataan Ikatan Pedagang Pasar Indonesia terkait tidak adanya upaya serius dari pemerintah dalam menurunkan harga komoditas pangan.

Menurut Arief, pemerintah sejauh ini telah berupaya menjaga stabilitas harga bahan pokok menjelang Ramadan dari masing-masing komoditas.

Meskipun, komoditas beras, cabai dan telur mengalami kenaikan harga.

Arief berujar, hal tersebut didasari oleh naiknya harga pupuk yang dihasilkan dari luar negeri dan perubahan iklim.

"Kalau tidak ada upaya ya tidak benar. Ada hal yang hal seperti Climate Change, Naiknya harga bahan baku pupuk dari luar negeri, Kenaikan Minyak Dunia pasti akan membuat kesetimbangan baru," kata Arief saat dihubungi.

Untuk itu, Arief mengatakan, perlu adanya keseimbangan pembiayaan dari petani dan peternak, seiring mahalnya harga pupuk.

"Kita harus berempati pada Petani dan Peternak. Seimbang dengan penyesuaian komponen biaya produksi," ujarnya.

Dia menegaskan, stabilitas harga bahan pokok menjadi tugas utama Badan Pangan Nasional (Bapanas).

Hal tersebut juga sesuai dengan arahan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi).

"Pak Presiden menugaskan Kepala Badan Pangan untuk menghitung benar-benar harga wajar di petani, peternak, penggiling, pedagang sampai konsumen. Harga wajar di semua lini," ucap dia. (Tribun Network/Reynas Abdila)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas