Regulator Massachusetts Selidiki First Republic Bank Terkait Isu Insider Trading
Penasihat Silicon Valley Bridge Bank, menolak berkomentar mengenai kebenaran penyelidikan itu.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Regulator negara bagian Massachusetts membuka penyelidikan atas penjualan saham perusahaan oleh eksekutif puncak First Republic Bank di tengah gejolak yang menerpa industri perbankan baru-baru ini.
Dikutip dari Reuters, Sekretaris Persemakmuran Massachusetts William Galvin mengatakan kantornya telah memanggil First Republic.
Galvin menuturkan, pihaknya berusaha mencari detail mengenai kebijakan perdagangan orang dalam (insider trading) perusahaan dan bagaimana First Republic menangani penjualan sahamnya mulai 1 Januari.
Baca juga: Saham First Republic Rebound 29,47 Persen, Pimpin Reli di Bursa Wall Street
Seorang juru bicara First Republic menolak untuk mengonfirmasi perusahaan menerima panggilan dari regulator atau mengomentari penjualan sahamnya.
Serangkaian kegagalan bank AS telah mengguncang sektor perbankan global selama sebulan terakhir.
Silvergate Capital Corp menghentikan operasinya pada 8 Maret. Kemudian disusul Silicon Valley Bank dan Signature Bank yang disita oleh regulator beberapa hari kemudian di tengah krisis likuiditas. Hal ini akhirnya melemahkan kepercayaan investor di sektor tersebut.
Galvin mengatakan kantornya telah membuka penyelidikan serupa terhadap insider trading oleh para eksekutif di SVB Financial Group, yang memiliki Silicon Valley Bank. The Wall Street Journal sebelumnya melaporkan penyelidikan tersebut sedang dijalankan.
Kedua bank tersebut memiliki cabang di Massachusetts.
Seorang juru bicara Simpson Thacher & Bartlett LLP, penasihat Silicon Valley Bridge Bank, menolak berkomentar mengenai kebenaran penyelidikan itu.
Harga saham First Republic anjlok hampir 90 persen pada bulan ini, setelah runtuhnya SVB yang membuat orang menarik simpanan dari bank-bank kecil.
First Republic memikat pelanggan berpenghasilan tinggi dengan tarif preferensial untuk hipotek dan pinjaman. Strategi ini juga membuatnya lebih rentan daripada pemberi pinjaman regional dengan pelanggan berpenghasilan menengah ke bawah, karena asuransi simpanan AS hanya menjamin 250 ribu dolar AS per rekening tabungan.
"Kedua entitas - strategi perbankan mereka berisiko. Itu pernyataan yang adil. Risiko telah pulang ke rumah," kata Galvin.
Dia mengatakan kantornya sangat tertarik untuk memeriksa aktivitas insider trading yang mengarah ke kekacauan tersebut.