Perusahaan Farmasi Korea Ajukan Lisensi Produk ke Indonesia dan 2 Negara ASEAN
Pelan namun pasti, ekspansi industri farmasi Korea Selatan ke pasar Indonesia sedang terjadi saat ini.
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelan namun pasti, ekspansi industri farmasi Korea Selatan ke pasar Indonesia sedang terjadi saat ini.
Terbaru, Daewoong Pharmaceutical kini tengah mengajukan lisensi hak paten untuk obat diabetes baru, ke Indonesia, dan dua negara ASEAN lain, yakni Filipina dan Thailand.
Diabetes sendiri merupakan salah satu penyakit pemicu kematian nomor 6 di dunia, berdasar data Kementerian Kesehatan RI.
Baca juga: GP Farmasi : Sirop Obat sudah Aman
Obat diabetes baru dimaksud adalah Enavogliflozin. Daewoong Pharmaceutical (CEO Seng-ho Jeon dan Chang-jae Lee) mengungkapkan, perusahaannya telah mengajukan aplikasi obat baru (NDA) di Indonesia, Filipina dan Thailand.
Tiga negara ASEAN ini menurutnya merupakan pasar terbesar di Asia Tenggara untuk Enavogliflozin, obat baru tipe penghambat enzim SGLT2 untuk diabetes.
CEO Daewoong Pharmaceutical, Seng-ho Jeon, menyatakan, permohonan lisensi produk untuk masuk pasar Indonesia, Filipina, dan Thailand untuk Enavogliflozin merupakan pencapaian besar bagi perusahaannya dan akan menjadi pijakan untuk memperluas pasar ke market global di masa datang.
Daewoong Pharmaceutical juga akan mempercepat masuknya produk ke negara-negara
ASEAN, dimulai dengan pengajuan NDA untuk Enavogliflozin di Indonesia, Filipina, dan Thailand.
Mereka juga akan masuk ke negara lain seperti China, Arab Saudi dan Rusia untuk
menembus 15 negara pada tahun 2025 dan 50 negara pada tahun 2030.
Menurut data Global IMS tahun 2021, besaran pasar diabetes di negara-negara ASEAN mencapai 1,3 miliar dolar AS, yakni Indonesia USD 226 juta, Thailand USD 308 juta, dan Filipina USD 365 juta.
Negara-negara ASEAN yang terus bertumbuh setiap tahun, mendapatkan perhatian sebagai
pasar yang sedang berkembang dalam industri farmasi dan bioglobal, dan khususnya, Indonesia pemilik populasi terbanyak keempat di dunia dan merupakan salah satu negara yang paling banyak mengkonsumsi obat-obatan di Asia.
Daewoong Pharmaceutical berencana memperpendek perbedaan jadwal rilis di negara-negara besar setelah peluncuran pada paruh pertama tahun ini di Korea.
Baca juga: Pengembangan Fitofarmaka Dorong Program Pemerintah untuk Mencapai Kemandirian Farmasi
Mereka berharap hal itu akan membawa durasi paten yang lebih lama daripada obat saingan lainnya di negara tersebut, memaksimalkan posisi sebagai obat baru yang asli di negara tersebut.
Bulan lalu, Daewoong Pharmaceutical menandatangani kontrak ekspor senilai 84,36 juta dolar AS dengan Brasil dan Meksiko. Ukuran pasar diabetes Brasil dan Meksiko adalah sekitar 1,54 miliar dolar AS, terhitung 70 persen dari seluruh pasar diabetes di Amerika Tengah dan Selatan.
Mitra lokalnya adalah M8 Pharmaceuticals (CEO Joel Barlan), dan Enavogliflozin ditargetkan akan dirilis pada paruh kedua tahun 2024 dengan bergerak cepat mengikuti prosedur perizinan lokal.
Enavogliflozin adalah penghambat sodium glucose cotransporter 2 (SGLT2) pertama di Korea
untuk pengobatan diabetes yang dikembangkan November lalu oleh Daewoong Pharmaceutical.
Obat ini telah terbukti menunjukkan efek obat yang setara dengan hanya 0,3mg yaitu 1/30 dari jumlah inhibitor SGLT2 yang ada dan hemoglobin terglikasi (HbA1c) yang luar biasa dan efek penurunan gula darah puasa dibandingkan dengan obat yang ada di pasaran melalui fase 3 klinis uji coba pada pasien diabetes tipe 2, serta keamanannya.