SKK Migas: Pengeboran Masif Tetap Kedepankan HSE
SKK Migas mengklaim penerapan HSE di hulu migas sebenarnya sudah jauh lebih baik dibandingkan rata-rata industri hulu migas global.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Choirul Arifin
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menekankan penerapan health safety & environment (HSE) sebagai prioritas di industri hulu migas.
Deputi Eksploitasi SKK Migas Wahju Wibowo mengatakan keselamatan kerja atau safety bagi pekerja di industri hulu migas memiliki nilai yang sangat tinggi.
"Keselamatan dan kesehatan sangat berkaitan dengan produktifitas dan efisien yang memang saling mendukung kinerja pekerja," kata Wahju dalam acara diskusi di kantor SKK Migas, Rabu (5/4/2023).
Ia mengatakan penerapan HSE di hulu migas sebenarnya sudah jauh lebih baik dibandingkan rata-rata industri hulu migas global.
"Hal ini terlihat dari kinerja HSE industri migas nasional di tahun 2022 dengan 341 juta jam kerja perhitungan incident rate (IR) sebesar 0,23 yang lebih baik dibandingkan rata-rata IR Global yang tahun 2021 mencapai 0,77," ujar Wahju.
Pencapaian IR per Maret 2023 mengalami peningkatan menjadi 0,31. Namun, seiring dengan upaya yang dilakukan SKK Migas, Wahju optimis hingga akhir tahun 2023 implementasi HSE akan semakin membaik. "Diharapkan IR bisa seperti capaian 2022," ujar Wahyu.
Tahun ini, pengeboran sumur pengembangan ditargetkan sebanyak 991 sumur atau lebih tinggi 30,4 persen dibandingkan realisasi pengeboran sumur tahun lalu.
Masifnya pengeboran sumur pengembangan adalah sebagai konsekuensi dari upaya mencapai target 2030, yaitu produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD).
Bahkan, kedepannya pengeboran sumur pengembangan harus bisa mencapai diatas seribu sumur setiap tahunnya.
Baca juga: Tahun Ini, SKK Migas Targetkan Pengeboran 991 Sumur Pengembangan
"Oleh karenanya, kita saat ini sedang melakukan akselerasi mendorong kemampuan industri penunjang industri hulu migas, termasuk SDMnya sehingga orkestrasi upaya mencapai target 2030 dapat dilaksanakan," ujar Wahju.