Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Menhub Budi Karya Nyatakan Kesiapan Hadapi Angkutan Lebaran 2023

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan pihaknya telah mempersiapkan dengan baik untuk mudik

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Menhub Budi Karya Nyatakan Kesiapan Hadapi Angkutan Lebaran 2023
YouTube Sekretariat Presiden.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan pihaknya telah mempersiapkan dengan baik untuk mudik pada angkutan Lebaran tahun ini.

Budi menyebut telah melakukan survei, perencanaan, diskusi dengan berbagai pihak, melakukan regulasi, dan siap dieksekusi.

"Nah, kita sudah melalui tiga fase. Fase pertama melakukan riset. Hasilnya, ada 123 juta orang mudik. Itu 45 persen dari total penduduk Indonesia," katanya ketika ditemui usai diskusi Kesiapan Penyelenggaraan Angkutan Lebaran 2023 Bidang Darat, Kamis (6/4/2023).

Baca juga: Kemenhub Siapkan 3 Skema Lalu Lintas Hadapi Lebaran 2023

Berikutnya, ia mengatakan Direktur Jenderal Perhubungan Darat sudah melakukan diskusi bersama Kepala Korps Lalu Lintas (Korlantas).

"Hasilnya memang tidak mudah karena jumlahnya naik pesat dari 80 juta menjadi 123 juta," ujar Budi.

Selain itu, Budi mengatakan para Direktur Jenderal dari Kemenhub juga telah memetakan tempat-tempat yang berpotensi tidak mudah dilakukan operasionalnya.

Berita Rekomendasi

"Dalam diskusi itu dipetakan, mana saja tempat-tempat yang kita identifikasi sebagai tempat-tempat yang tidak mudah dilakukan operasionalnya. Dari pemetaan kita, ada delapan titik," kata Budi.

Tempat-tempat tersebut adalah Cipali, Ciwangi, Batam, Samarinda, Madura, Sulawesi Selatan, Papua, dan Maluku.

Ia menyebut daerah-daerah ini menjadi konsentrasi Kementerian Perhubungan. Budi mencontohkan Madura dan Cipali. Kedua tempat tersebut mendapat perhatian khusus untuk angkutan Lebaran 2023.

"Saya tugaskan Dirjen Perhubungan Darat dan Dirjen Perhubungan laut, kapal-kapal itu didedikasikan untuk Madura. Itu ke Bawean dan pulau-pulau yang lain," katanya.

"Lalu, ada Cipali. Harus ada rekayasa lalu lintas seperti one way dan contra flow. Ganjil genap tidak cukup. Bisa terjadi bottleneck," ujar Budi melanjutkan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas