Jack Teixeira Ditangkap, Parlemen Heran Penerbang Junior Bisa Akses ke Dokumen Rahasia Pentagon
Jack Teixeira dituduh membagikan informasi tersebut kepada anggota sebuah server media sosial.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Tersangka pembocor dokumen rahasia Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) tampaknya tidak terkait dengan musuh asing AS dan bukan pula seorang whistleblower yang mencoba mengungkap kesalahan pemerintah.
Sebaliknya, Jack Teixeira, 21 tahun, yang bertugas di Garda Nasional Angkatan Udara Massachusetts, telah dituduh membagikan informasi tersebut kepada anggota sebuah server media sosial.
Melansir dari Al Jazeera, Teixeira memberikan informasi tersebut untuk "mendiskusikan masalah geopolitik dan perang saat ini dengan perang masa lalu", kata Biro Investigasi Federal AS (FBI) dalam sebuah dokumen pengadilan pada Jumat (14/4/2023).
Ketika Teixeira menghadapi dakwaan resmi di pengadilan federal AS, penangkapannya terus menimbulkan pertanyaan yang meluas.
Banyak orang penasaran mengapa seorang pejabat muda seperti Teixeira memiliki akses ke begitu banyak file sensitif yang ditujukan untuk pejabat tinggi militer.
"Bagaimana mungkin seorang penerbang junior berusia 21 tahun memiliki akses sebesar ini ke informasi intelijen rahasia?" tulis anggota legislatif AS Adriano Espaillat dalam sebuah tweet.
Pihak berwenang AS mengatakan mereka menangkap Teixeira, yang bekerja sebagai pejabat IT di Garda Nasional, pada Kamis (13/4/2023), setelah menautkan akun media sosial yang memposting dokumen rahasia ke alamatnya di Massachusetts.
Baca juga: Sosok Jack Teixeira, Sang Pembocor Dokumen Rahasia AS yang Ditangkap FBI
Dalam pernyataan tertulisnya, FBI mengungkapkan pengguna media sosial itu memposting paragraf teks yang menunjukkan "informasi rahasia" pada sekitar Desember 2022.
Pengguna media sosial tersebut kemudian mulai mempublikasikan foto-foto yang diduga dokumen tersebut sekitar Januari.
Teixeira diduga mengatakan kepada seorang saksi bahwa dia "khawatir mungkin akan ketahuan membuat transkripsi teks di tempat kerja, jadi dia mulai membawa dokumen-dokumen itu ke tempat tinggalnya dan memfotonya", bunyi dokumen FBI.
Dokumen-dokumen yang dibocorkan itu termasuk rincian dukungan militer Barat untuk Ukraina, informasi tentang upaya perang Rusia dan informasi intelijen yang dikumpulkan dari negara-negara sekutu.
Para ahli mengatakan kebocoran yang "merusak" ini berisiko mengekspos sumber-sumber intelijen AS dan menyebabkan keretakan diplomatik dengan negara-negara yang disebutkan di dalam dokumen-dokumen tersebut.
Baca juga: Siapa Jack Teixeira? Tersangka Pembocor Dokumen Rahasia Amerika Serikat, Baru Berusia 21 Tahun
Ketua Komite Intelijen DPR AS dari Partai Republik, Mike Turner, mengatakan dalam sebuah pernyataan minggu ini bahwa panel tersebut akan "memeriksa mengapa hal ini terjadi, mengapa hal ini tidak diketahui selama berminggu-minggu, dan bagaimana mencegah kebocoran di masa depan".
Sementara itu, Presiden Joe Biden, yang pemerintahannya telah berusaha membendung dampak dari bocornya dokumen-dokumen tersebut, memuji "tindakan cepat" dari lembaga-lembaga penegak hukum AS untuk menyelidiki kebocoran dokumen tersebut.
"Sementara kami masih menentukan keabsahan dokumen-dokumen itu, saya telah mengarahkan komunitas militer dan intelijen kami untuk mengambil langkah-langkah untuk lebih mengamankan dan membatasi distribusi informasi sensitif," kata Biden dalam sebuah pernyataan pada Jumat.
"Dan tim keamanan nasional kami berkoordinasi erat dengan mitra dan sekutu kami," tambahnya.
Ada Keanehan
Penangkapan Teixeira tampaknya bukan akhir dari diskusi parlemen AS. Banyak anggota parlemen yang menuntut jawaban mengenai bagaimana kebocoran itu terjadi.
Seorang anggota Partai Republik di panel intelijen DPR AS, French Hill, mengatakan kebocoran tersebut akan menjadi "topik utama" bagi komite itu pada pekan depan.
Anggota Kongres dari Partai Republik, Darrell Issa, juga mempertanyakan mengapa Teixeira bisa mendapatkan dokumen rahasia tersebut.
"Salah satu tantangannya adalah bahwa ada konsep dalam informasi rahasia yang disebut 'perlu diketahui', dan mereka belum menunjukkan mengapa orang ini memiliki akses ke sesuatu yang tidak perlu diketahuinya," kata Issa kepada Fox News pada Jumat.
Menurut pernyataan tertulis FBI, Teixeira memiliki izin keamanan "Sangat Rahasia" dan "akses kompartemen sensitif (SCI) yang dipelihara", yang diperlukan untuk posisinya sebagai pekerja harian operasi pertahanan dunia maya. SCI mengacu pada informasi rahasia yang diperoleh dari sumber-sumber intelijen.
Juru bicara Pentagon Pat Ryder mengatakan departemen tersebut mempercayakan anggotanya "dengan banyak tanggung jawab pada usia yang sangat muda".
"Pikirkan tentang seorang sersan peleton tempur muda dan tanggung jawab serta kepercayaan yang kami berikan kepada mereka untuk memimpin pasukan ke medan tempur. Itu hanya salah satu contoh dari keseluruhan," ujarnya kepada wartawan pada Kamis.
"Jadi, Anda menerima pelatihan dan Anda akan menerima pemahaman tentang aturan dan persyaratan yang menyertai tanggung jawab tersebut," sambungnya.
Ryder menambahkan, ketika menyangkut dokumen rahasia, menghormati tanggung jawab semacam itu juga merupakan "masalah hukum".
Namun anggota Kongres AS dari Partai Demokrat, Abigail Spanberger, seorang mantan perwira CIA yang juga duduk di komite intelijen DPR, mengatakan ia berharap dapat mengajukan "pertanyaan-pertanyaan yang agresif" mengenai bagaimana kebocoran itu terjadi.
"Gagasan bahwa dia memiliki akses ke informasi yang begitu luas dan dapat keluar dari gedung dengan informasi tersebut benar-benar keterlaluan bagi saya," tegasnya.