Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Genjot Pertumbuhan Kinerja Keuangan, BNI Terus Lakukan Transformasi Korporasi

BNI menjalankan transformasi perusahaan dengan menekankan pentingnya disiplin dalam mengelola portofolio kredit.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Genjot Pertumbuhan Kinerja Keuangan, BNI Terus Lakukan Transformasi Korporasi
HO
BNI membukukan laba setelah pajak mencapai Rp 5,2 triliun pada kuartal I 2023 atau tumbuh 32 persen tahun ke tahun (year on year/yoy). Pertumbuhan kredit BNI menyentuh 7,2 persen tahun ke tahun, menunjukkan antusiasme kegiatan ekonomi terus bergerak ke atas. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk membukukan kinerja meyakinkan pada kuartal I 2023 seiring dijalankannya transformasi korporasi.

Direktur Digital & Integrated Transaction Banking BNI Corina Leyla Karnalies mengatakan, BNI berkomitmen menjalankan transformasi perusahaan dengan menekankan pentingnya disiplin dalam mengelola portofolio kredit.

Dengan demikian, kata Corina, BNI dapat memberikan pengembalian profit yang lebih tinggi dan berkelanjutan kepada para pemegang saham.

Baca juga: Tumbuh 31,8 Persen, Laba Bersih BNI Mencapai Rp 5,2 Triliun di Kuartal I 2023

Pada dua tahun lalu, BNI mencatat hanya 61 persen portofolio kredit yang siap tumbuh sementara 39 persen sisanya masih mengalami masalah kualitas aset. Di satu sisi, BNI tumbuh agresif dengan compounded annual growth rate (CAGR) 15 persen untuk Growth Portofolio.

"Pada sisi lain, BNI menurunkan Selective Portofolio 9 persen CAGR dalam periode yang sama," kata Corina di Jakarta, Rabu (19/4/2023).

Menurutnya, saat ini komposisi pertumbuhan portofolio semakin dominan menjadi 71 persen dari total portofolio, dari hanya 61% dua tahun lalu. Artinya, BNI memiliki lebih banyak ruang tumbuh jika kondisi makroekonomi mendukung.

BERITA REKOMENDASI

Terkait profil risiko protofolio kredit, ia menjelaskan BNI berhasil memperbaiki aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) yang turun dari 81 persen menjadi 76 persen.

Perbaikan profil risiko ini tidak hanya menghasilkan pertumbuhan laba bersih yang kuat dalam dua tahun terakhir, tetapi juga di masa mendatang akan mengurangi volatilitas laba selama siklus penurunan ekonomi.

Corina menyatakan, BNI ingin tingkat return on equity (ROE) yang berkelanjutan dan meningkat terjaga dengan baik, di mana BNI masih memiliki pekerjaan rumah yang harus dilakukan dalam hal Selective Portofolio ini.

Meskipun terjadi peningkatan besar dalam dua tahun terakhir, BNI masih memiliki Loan at Risk senilai Rp 49 Triliun dalam Selective Portofolio yang perlu dihapus secara bertahap.

"Kami terus menggunakan PPOP kami untuk membangun cakupan penyediaan yang lebih tinggi, yang sekarang mencapai cakupan LAR 46 persen," kata Corina.


Dengan strategi ini, BNI melakukan pendekatan yang berbeda dari bank-bank lain dalam memperkuat bisnisnya. Corina menyatakan pertumbuhan top line BNI mungkin belum tentu di atas industri, tetapi pertumbuhan bottom line terus menguat.

BNI membukukan laba setelah pajak mencapai Rp 5,2 triliun pada kuartal I 2023 atau tumbuh 32 persen tahun ke tahun (year on year/yoy). Pertumbuhan kredit BNI menyentuh 7,2 persen tahun ke tahun, menunjukkan antusiasme kegiatan ekonomi terus bergerak ke atas.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas