Dedolarisasi Bisa Bikin Rupiah Lebih Stabil, Begini Analisis Para Ekonom
Dedolarisasi mengganti penggunaan dolar AS sebagai mata uang untuk perdagangan lintas negara hingga perjanjian bilateral.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah negara kini mulai melakukan aksi dedolarisasi dengan menggunakan mata uang alternatif sebagai alat bertransaksi antar negara selain dolar Amerika Serikat (dolar AS).
Dedolarisasi mengganti penggunaan dolar AS sebagai mata uang untuk perdagangan lintas negara hingga perjanjian bilateral.
Ekonom Bank Permata, Josua Pardede mengatakan apabila Indonesia melakukan dedolarisasi, dampak yang paling terasa adalah mata uang rupiah semakin stabil.
Josua menjelaskan, fenomena dedolarisasi telah terindikasi dari penurunan porsi penempatan pada mata uang dolar AS dalam portofolio cadangan devisa bank sentral global secara agregat.
Selain itu, upaya mengurangi ketergantungan terhadap dolar pun tercermin dari kerjasama Local Currency Settlement dari sebagian bank sentral di Asia dalam transaksi perdangan internasional dan investasi sehingga mengurangi ketergantungan terhadap dollar AS.
"Dampaknya dalam jangka panjang dengan upaya mengurangi ketergantungan dolar, maka mata uang negara berkembang termasuk Rupiah cenderung akan lebih stabil," ucap Josua kepada Tribunnews, Selasa (25/4/2023).
Selain itu, apabila rupiah terus mengalami tingkat kestabilan yang baik, maka kinerja investasi serta kegiatan perdagangan akan mengalami peningkatan.
"Stabilitas nilai tukar rupiah akan mendorong peningkatan investasi dan kegiatan perdagangan internasional yang pada akhirnya akan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia yang solid dalam jangka menengah-panjang," pungkas Josua.
Sebelumnya, ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira juga mengungkapkan hal yang tak jauh berbeda.
Baca juga: Analis Sebut Tren Dedolarisasi Jadi Tantangan Baru, Ini Dampaknya ke Stabilitas Rupiah
Menurutnya, terdapat sejumlah keuntungan apabila Indonesia meninggalkan dolar AS dalam perdagangan hingga perjanjian bilateral.
"Upaya dedolarisasi dengan menggunakan transaksi mata uang lokal partner dagang Indonesia bisa meningkatkan stabilitas nilai tukar rupiah," ucap Bhima kepada Tribunnews, Senin (24/4/2023).
"Selama ini banyak faktor naik turunnya dollar AS sulit dikendalikan oleh otoritas moneter. Suku bunga Fed naik, rupiah melemah, terus menerus seperti itu. Tapi begitu ada pengurangan porsi dollar terhadap total transaksi internasional, meskipun saat ini masih kecil tapi punya andil pada terjaganya kurs rupiah," sambungnya.
Baca juga: Soal Dedolarisasi, Ekonom Ungkap Sederet Plus Minus Dampaknya Buat RI
Poin positif lainnya lanjut Bhima adalah hubungan dagang yang lebih erat dengan negara mitra khususnya di tingkat Asean.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.