Prediksi Analis Soal Kinerja Bisnis Sektor Konsumer Tahun Ini
Tapi selama inflasi masih dijaga baik, stabilitas terjamin, kinerja sektor konsumer masih akan tetap tumbuh produktif.
Penulis: Sanusi
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah analis menilai, kinerja bisnis di sektor konsumer di tahun ini masih akan cukup menantang.
Namun demikian, tetap ada potensi pertumbuhan seiring dengan tren pemulihan ekonomi, pulihnya mobilitas, juga momentum pemilihan umum yang biasanya akan memicu peningkatan konsumsi di sektor Consumer Goods.
Nafan Aji Gusta, Analis yang juga Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, saat dihubungi, Selasa malam (25/4/2023), memberi contoh salah satu perusahan konsumer yaitu Unilever Indonesia (UNVR).
Baca juga: Hadirkan Every U Does Good Heroes 2022, Unilever Kembali Ajak Anak Muda Beri Kebaikan
Menurut Aji Gusta, kinerja Unilever dari perspektif jangka panjang, potensi pertumbuhan bisnis, potensi pendapatan, juga kinerja fundamental dan dari bottom line, diproyeksikan masih akan positif dan menjanjikan.
"Sebenarnya hal tersebut dipengaruhi adanya katalis positif, seperti membaiknya kinerja sektor konsumsi di tanah air seiring pemulihan ekonomi, diiringi peningkatan mobilitas penduduk secara umum," ucap Nafan.
Hanya saja, ia juga menggarisbawahi potensi risiko eksternal yakni tekanan inflasi yang khususnya dialami Indonesia.
Tapi selama inflasi masih dijaga baik, stabilitas terjamin, kinerja sektor konsumer masih akan tetap tumbuh produktif.
"Saya pikir tentunya bisa memberikan katalis positif bagi UNVR, dalam rangka menjaga kinerja, daya beli konsumsi," ucap Nafan.
Sementara itu, kata Nafan, kalau dilihat dari inflasi inti, trennya masih positif dan masih kisaran yang ditetapkan BI yakni 2-3 persen atau 3 persen plus 1 persen, dan 3 persen minus 1 persen.
Dia menjelaskan, sejauh ini, dari indeks keyakinan konsumen, terlihat masih optimis, dimana indeks masih di atas 100, tanda optimisme terkait perkembangan perekonomian Indonesia ke depan.
Baca juga: Nestle Belanjakan Rp 1,6 Triliun untuk Serap Susu Segar dari Peternak Lokal
"Sebenarnya juga UNVR berkomitmen menciptakan inovasi produk baru untuk menunjang kinerjanya, karena kompetisi sektor konsumsi untuk produk yang sama, dinamis dan kompetisi begitu ketat.
Positifnya, UNVR memiliki komitmen berinovasi lewat produk-produk/merek baru dan juga dari sisi promosinya juga oke, sehingga akan mendukung kinerja laba bersih ke depannya," jelasnya.
Merujuk pada rilis kinerja Q1-2023 belum lama ini, Unilever Indonesia menyampaikan bahwa inovasi yang berdampak dan portfolio yang solid di semua segmen menjadi pendorong kinerja kuartal 1 2023 yang mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 10,6 triliun dan laba bersih sebesar Rp 1,4 triliun.
Baca juga: Berhasil Kelola Supply Chain, SAI Indonesia Diganjar Penghargaan dari PT Nestle Indonesia
Sementara itu, Analis Pilarmas Investindo Desy Israhyanti, menilai UNVR sudah tepat dalam melakukan efisiensi, termasuk dari sisi beban keuangan, di tengah kenaikan suku bunga.
Desy menilai, secara bisnis, UNVR memang masih menghadapi sejumlah tantangan, antara lain dari kenaikan bahan baku, juga beban marketing.