PDB Amerika Serikat Hanya Tumbuh 1,1 Persen di Tengah Ancaman Gagal Bayar Utang
Pelemahan PDB kuartal I 2023 efek dari mundurnya inventor bisnis AS atau penurunan kegiatan ekonomi sebesar 2,3 persen dari total pertumbuhan.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) terancam mengalami perlambatan yang signifikan pasca produk domestik bruto (PDB) anjlok ke level terendah.
Menurut laporan yang dirilis Departemen Perdagangan AS, PDB negaranya selama kuartal pertama 2023 hanya tumbuh 1,1 persen.
Melesat jauh bila dibandingkan dengan pertumbuhan PDB kuartal sebelumnya, dimana pada kuartal keempat 2022 PDB AS berada di kisaran 2,6 persen.
Baca juga: Negara-negara di Dunia Mulai Dekati China, Masa Kejayaan Amerika Serikat akan Berakhir?
Melansir dari CNN International, pelemahan ini terjadi imbas efek dari mundurnya inventori bisnis AS atau penurunan kegiatan ekonomi sebesar 2,3 persen dari total pertumbuhan.
Pasca bank sentral The Fed mengambil langkah agresif dengan mengerek suku bunga ke puncak tertinggi hingga mencapai 475 bps, agar laju inflasi melandai ke level 2 persen.
Meski langkah ini dianggap efektif menekan mundur inflasi AS dari puncaknya sekitar 9 persen, sayangnya usai kebijakan ini terapkan daya konsumsi masyarakat perlahan mulai, mengalami pelemahan dan membuat ekonomi AS berjalan lambat dari kuartal sebelumnya.
“Ekonomi AS kemungkinan berada pada titik belok karena belanja konsumen telah melemah dalam beberapa bulan terakhir,” kata Jeffrey Roach, kepala ekonom di LPL Financial.
Tekanan tersebut kian diperparah dengan membengkaknya utang Amerika yang saat ini telah melonjak tembus ke kisaran 31,45 triliun dolar AS per 31 Maret 2023.
Melonjak tajam dari total utang di Oktober tahun lalu, dimana saat itu utang Amerika hanya dipatok 31 triliun dolar AS. Kondisi tersebut yang kemudian membuat perekonomian negara Paman Sam terancam mengalami gagal bayar terparah di sepanjang tahun 2023.
Apabila kondisi ini tak kunjung diatasi dengan baik, maka tak menutup kemungkinan ekonomi Amerika akan masuk ke jurang resesi di tahun ini.
Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen bahkan turut memperingatkan negaranya untuk bersiap menghadapi malapetaka ekonomi, setelah kongres AS gagal menaikkan pagu atau batas pinjaman.
“Ekonomi tidak memiliki momentum untuk melangkah maju pada awal tahun ini, kita masih terus mengalami tekanan suku bunga tinggi dan kondisi pengetatan kredit sehingga mendorong ekonomi ke dalam sebuah resesi,” ujar kata Andrew Hunter dari Capital Economics.
Mencegah terjadinya penurunan PDB yang berlanjut ditengah pembengkakan utang, pemerintah AS saat ini mulai memangkas pengeluaran negara sebesar 4,5 triliun dolar AS.
Meski cara tersebut tak langsung membuat ekonomi Amerika pulih dengan cepat, namun dengan langkah ini Yellen yakin batas utang negaranya dapat perlahan naik ke kisaran 1,5 triliun dolar AS.
Dengan begini ekonomi AS dapat selamat dari jurang default serta pasar kredit dapat pulih ke zona aman.