Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Jalin Transaksi Dengan Mata Uang Lokal, Gubernur BI: Kurangi Porsi Dolar AS

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, Indonesia terus mengurangi porsi dolar AS dalam transaksi perdagangan global.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Jalin Transaksi Dengan Mata Uang Lokal, Gubernur BI: Kurangi Porsi Dolar AS
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Calon Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo. Pemerintah Indonesia terus melakukan pengurangan porsi transaksi menggunakan dolar AS. 

TRIBUNNEWS.COM -- Pemerintah Indonesia terus melakukan pengurangan porsi transaksi menggunakan dolar AS.

Setiap transaksi dengan negara lain diusahakan menggunakan mata uang lokal dengan negara mitra.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, Indonesia terus mengurangi porsi dolar AS dalam transaksi perdagangan global.

Melalui kerja sama bilateral LCT, negara tidak perlu lagi melakukan konversi ke dollar AS untuk menyelesaikan sebuah transaksi.

Baca juga: Dedolarisasi, Indonesia-Korea Selatan Sepakat Gunakan Mata Uang Lokal untuk Transaksi Bilateral

Hal ini kemudian akan mempercepat proses transaksi dalam sistem pembayaran.

"BI selalu sampaikan BI terus mempercepat dan memperluas kerja sama penggunaan local currency transaction," ujar dia, dalam konferensi pers KSSK, di Jakarta, Senin (8/5/2023).

Selain itu, perluasan LCT pada akhirnya juga akan memperkuat stabilitas nilai tukar mata uang negara partisipan.

Berita Rekomendasi

Pasalnya negara partisipan tidak perlu lagi menjual atau membeli dollar AS ketika melakukan transaksi.

"Dengan semakin luasnya penggunaan local currency, tentu saja stabilitas nilai tukar juga akan lebih terjaga," kata Perry.

Sebagai informasi, berbagai negara saat ini memang tengah memperkuat kerja sama pemanfaatan mata uang lokal.

Tujuannya untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS dan memperkuat stabilitas nilai tukar.

Meskipun saat ini dolar AS masih menjadi mata uang dengan pemanfaatan paling tinggi, nilai pemanfaatannya dalam transaksi kian menyusut.

Data Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) menunjukan, penggunaan dolar AS kini terus sudah mendekati 50 persen total transaksi, dari sebelumnya mencapai 70 persen.

"Dan ini yang kita sebut diversifikasi currency yang semakin mendukung stabilitas moneter, nilai tukar, dan juga stabilitas sistem keuangan global," ucap Perry.

Baca juga: Dedolarisasi Menggema, Indonesia Bakal Jadi Poros Baru Kekuatan Ekonomi Dunia?

Sejumlah negara, termasuk Indonesia mulai gencar mencari cara mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS atau dedolarisasi.

Langkah dedolarisasi ini untuk mengurangi dampak rambatan kebijakan Amerika Serikat yang selama ini mempengaruhi perekonomian banyak negara.

Tidak mau tertinggal dengan negara lain, Indonesia pun memperluas kerja sama dedolarisasi dengan berbagai negara dalam hal perdagangan

Terbaru Bank Indonesia bekerja sama dengan bank sentral Korea Selatan, Bank of Korea, untuk mendorong penggunaan mata uang lokal masing-masing negara dalam transaksi bilateral atau local currency transaction atau LCT.

Korea Selatan menjadi negara kelima yang telah bekerja sama dengan Indonesia dalam LCT ini. (Kompas.com/Tribunnews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas