Kuartal I 2023, Komunal Catat Transaksi Deposito dan Pinjaman UMKM Rp1,75 Triliun
Ke depan Komunal akan terus memperkuat posisinya demi mencapai misi mendorong inklusi keuangan di Indonesia.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejak berdiri di tahun 2019, perusahaan fintech Komunal telah berkembang pesat dari penyaluran kredit sebesar Rp70 miliar di tahun 2019 ke total transaksi deposito dan pinjaman sebesar Rp3,6 triliun pada tahun 2022.
Founder dan CEO Komunal, Hendry Lieviant mengatakan, sepanjanjang kuartal pertama tahun 2023, Komunal mencatat total transaksi deposito dan pinjaman UMKM sebesar Rp1,75 triliun.
"Jumlah ini tumbuh 3,5 kali lipat dari transaksi pada periode yang sama di tahun 2022," kata Founder dan CEO Komunal, Hendry Lieviant dalam keterangannya, Jumat (12/5/2023).
Baca juga: Bos Sarinah Dorong Produk UMKM Lebih Dikenal Pasar Internasional Pasca KTT ASEAN
Dikatakan Hendry, kekuatan Komunal bertumbuh sejak berdiri di tahun 2019 dan hingga kini telah mengumpulkan total funding sebesar 11,3 juta dolar AS dari berbagai perusahaan modal ventura terkemuka.
Komunal awalnya merupakan perusahaan fintech Peer to Peer Lending (P2P) yang menghubungkan UMKM berpotensi dengan para pemberi dana untuk mendukung pertumbuhan perekonomian di Indonesia.
Seiring dengan perkembangan bisnis, Komunal mendirikan entitas baru DepositoBPR by Komunal, sehingga Komunal saat ini telah menjadi group of companies sehingga akhirnya bertumbuh besar.
"DepositoBPR by Komunal merupakan aplikasi marketplace deposito BPR pertama di Indonesia ini, Komunal menyediakan akses terhadap produk deposito dari 250 lebih BPR yang sudah dikurasi keamanannya oleh tim Komunal," katanya.
Kemunculan DepositoBPR by Komunal setelah dilihat ada financial gap yang besar di mana sektor UMKM memerlukan dukungan pendanaan sementara banyak BPR memerlukan dukungan modal untuk dapat menyalurkan permodalan kepada UMKM.
"Untuk itu kami luncurkan solusinya yakni dengan cara mendigitalisasi BPR dengan produk DepositoBPR by Komunal sehingga nasabah di seluruh Indonesia dapat dengan mudah menempatkan dana mereka di deposito BPR melalui aplikasi kami dan kemudian BPR dapat menyalurkannya kepada UMKM,” jelas Hendry
Hendry menilai membantu UMKM melalui digitalisasi BPR sangat tepat mengingat mayoritas UMKM berada di kota-kota tier 2 dan 3, seperti halnya keberadaan BPR sehingga dengan 6.000 kantor cabang di seantero Indonesia, BPR dapat menjangkau UMKM dengan lebih efektif lantaran memiliki local presence yang kuat.
“BPR telah beroperasi selama puluhan tahun di berbagai daerah dan memiliki local presence dan local knowledge yang kuat. Sehingga, bersama-sama BPR, Komunal yakin dapat menjadi tulang punggung dalam mengatasi kesenjangan inklusi finansial yang ada saat ini, khususnya yang dialami oleh UMKM kita,” jelas Hendry.
Peluncuran DepositoBPR by Komunal, kata Hendry merupakan bagian dari Grand Strategy Komunal dalam mereposisi bisnisnya menjadi neo-rural bank, yakni perusahaan fintech yang pertama dan satu-satunya penyedia aplikasi marketplace deposito BPR di seluruh Indonesia.
Hendry menerangkan faktor keamanan selalu menjadi fokus produk DepositoBPR by Komunal.
Karena itu pihaknya melakukan seleksi ketat kepada BPR-BPR yang ingin bergabung, yaitu harus terdaftar sebagai peserta penjaminan LPS dan telah lolos kurasi yang ditetapkan oleh Komunal.
“Karena itu kami berani menetapkan tiga benefit DepositoBPR by Komunal, yakni lebih untung dengan bunga yang lebih tinggi dari bank umum yakni hingga 6,75 persen, lebih Aman karena telah kami seleksi dan kurasi serta dijamin LPS dan lebih praktis karena sekali daftar di DepositoBPR by Komunal, nasabah bisa menyimpan dana di 250 BPR di seluruh Indonesia tanpa perlu mendatangi kantornya,” kata Hendry.
Ke depan Komunal akan terus memperkuat posisinya demi mencapai misi mendorong inklusi keuangan di Indonesia.
“Caranya dengan mengombinasikan antara teknologi untuk mempermudah penyaluran deposito ke ratusan BPR di seluruh Indonesia dan berkolaborasi dengan BPR di berbagai daerah untuk penyaluran kredit UMKM, terutama di kota-kota tier 2 dan 3,” ujar Hendry.