Negara Pengimpor Motor Asal Indonesia Minta Barang Dikirim Dalam Kondisi Seperti Ini
Sejumlah negara pengimpor sepeda motor dari Indonesia meminta agar barang-barang yang didatangkan dalam kondisi belum dirakit.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM. JAKARTA -- Sejumlah negara pengimpor sepeda motor dari Indonesia meminta agar barang-barang yang didatangkan dalam kondisi belum dirakit.
Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Sigit Kumala mengatakan, negara tersebut menginginkan motor yang dikirim dalam keadaan Completely Knock Down (CKD) atau motor yang belum dirakit.
Padahal pada tahun-tahun sebelumnya INdonesia mengekspor sepeda motor dalam keadaan Completely Built Up (CBU) atau sudah jadi.
Baca juga: Tekan Pemudik Pakai Sepeda Motor, TNI AL Siapkan Kapal Perang untuk Mudik Gratis 2023
Sigit Kumala menjelaskan saat ini permintaan ekspor motor dari Indonesia mengalami sedikit perubahan. Sebelumnya Indonesia mengekspor kendaraan dalam bentuk CBU, tetapi di tahun ini ekspor motor beberapa dalam bentuk CKD.
“Permintaan ekspor CKD ini sebetulnya sudah ada di tahun lalu tetapi jumlahnya belum begitu besar,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (15/5).
Sigit mengakui, saat ini banyak permintaan ekspor dalam bentuk CKD karena negara tujuan ekspor mulai bisa memproduksi motor di negaranya sendiri.
Adapun ekspor tersebut masih didominasi dari jenis motor matic atau scooter.
Adapun dari segi data yang dihimpun AISI, Sigit mengakui, sampai saat ini belum data dari anggota yang menampilkan ekspor CKD jadi masih dalam tahap pengumpulan data. Diharapkan di bulan depan data tersebut sudah terkumpul dan tersedia.
Dia menjelaskan, perubahan bentuk ekspor ini tidak berdampak banyak bagi industri manufaktur motor dalam negeri.
“Hanya beda bentuknya saja, kalau dulu utuh sedangkan sekarang terurai. Namun karena jumlahnya kurang lebih sama apa yang ada di unit itu sehingga tidak ada banyak dampak,” terangnya.
Hanya saja saat ini sudah ada beberapa komponen yang tidak diekspor, seperti plastik. Jadi Indonesia hanya mengekspor mesin-mesin saja.
Baca juga: Sudah Ada Subsidi, Penjualan Motor Listrik Kok Belum Maksimal, Ada Apa?
Sigit tidak menutup kemungkinan bahwa dengan mengekspor barang dalam bentuk sparepart terurai, profit yang diraih perusahaan manufaktur bisa lebih banyak. Dengan begitu, pihak perusahaan bisa saja akan meningkatkan produksinya.
Sampai dengan April 2023, ekspor motor mengalami peningkatan 11,46 persen dibandingkan Maret 2023. Tercatat ekspor di April sebanyak 41.201 unit sedangkan bulan lalu sebanyak 36.962 unit.
Namun jika ekspor Januari-April 2023 ditotal, realisasinya mengalami penurunan dibandingkan periode 4 bulan pertama di tahun lalu. Data dari AISI menunjukkan hingga akhir April 2023 ekspor sebanyak 163.059 unit sedangkan pada Januari-April 2022 sebesar 224.236 unit.