Jokowi Soroti Melonjaknya Harga Telur Ayam, Pedagang Minta Pemerintah Atasi Dua Faktor Penyebabnya
Catatan dari IKAPPI menyebut harga telur di Jabodetabek berada pada kisaran Rp31 ribu sampai Rp34 ribu per kilogram.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, - Harga telur ayam pada saat ini mengalami lonjakan, bahkan ada yang menyentuh level Rp40.000 per kilogram (Kg).
Mahalnya harga telur ayam, turut menjadi sorotan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat mengunjungi Pasar Rakyat Talang Banjar, Kota Jambi pada Selasa (16/5/2023).
“Ini kan habis lebaran, saya ingin memastikan bahwa harga-harga masih baik, justru ada beberapa yang turun. Hanya telur saja sedikit yang naik,” ujar Presiden dalam keterangannya kepada awak media usai peninjauan.
Baca juga: Update Harga Pangan 18 Mei 2023: Cabai, Gula, Minyak Goreng, Daging Ayam dan Telur Kompak Naik
Menurut Presiden, harga sejumlah komoditas pangan yang ada di Pasar Rakyat Talang Banjar masih cukup terkendali.
“Sementara harga stabil ada beberapa yang turun hanya telur saja sedikit naik,” katanya.
Presiden pun berharap pasokan komoditas pangan di Pasar Talang Banjar dapat terus terkendali. Hal tersebut tentunya akan menjadikan harga komoditas pangan menjadi stabil dan meningkatkan daya beli masyarakat.
“Misalnya beli telur di mana, misalnya di Bogor, ya udah jadi biaya transportasi dari Bogor ke Jambi ditutupi dari APBD. Ya paling Rp4 juta-Rp5 juta. Ini penting karena apa pun inflasi itu mempengaruhi daya beli rakyat,” ucapnya.
Presiden turut menekankan pentingnya peran dari pemerintah daerah untuk bisa membantu menurunkan biaya logistik dan harga barang di pasar.
“Pemerintah bisa membantu dari APBD baik provinsi, kabupaten dan kota untuk membiayai biaya transportasi dari tempat produksi dan ke pasar. Itu jelas kongkrit,”
“Kalau dari sisi Bank Indonesia itu mengurangi peredaran uang. Jadi seperti itu, lazim dilakukan semua negara, hanya pasar harus dipantau terus agar betul-betul inflasi turun harga juga turun,” tutur Presiden.
Presiden perintahkan kepada Gubernur dan Wali Kota untuk melihat terus harga-harga yang ada di pasar.
“Saya senang Jambi, inflasinya turun, artinya harga bisa dikendalikan turun,” terangnya.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam peninjauan ini adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Sekretariat Kabinet Indonesia Maju Pramono Anung, Gubernur Jambi Al Haris, dan Wali Kota Jambi Syarif Fasha.
Dua Faktor Penyebab Kenaikan Harga Telur
Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI) menyayangkan harga telur ayam di pasar yang terus naik.
Menurut Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI, Reynaldi Sarijowan, tidak ada upaya dari pemerintah untuk menurunkan harga telur yang naik ini.
"Tidak terdapat upaya melakukan penurunan harga telur, sehingga harga telur secara nasional naik," katanya dalam keterangan yang diterima Tribunnews, Kamis (18/5/2023).
Catatan dari IKAPPI menyebut bahwa harga telur di Jabodetabek berada pada kisaran Rp 31 ribu-34 ribu per kilogram. Harga tersebut telah naik dari Rp28 ribu.
Bahkan, kata Reynaldi, harga telur di luar pulau Jawa jauh melampaui harga di Jabodetabek.
Baca juga: Harga Telur Ayam di Pasar Beringharjo di Atas Rp30.000 per Kg, Kemendag: Faktor Pakan Ternak
"Tepatnya di wilayah timur Indonesia, harga telur mencapai Rp38 ribu per kilogram, malahan lebih dari Rp40 ribu per kilgoram," ujarnya.
Ia pun membeberkan temuannya mengenai alasan di balik kenaikan harga telur.
"Harga telur mengalami kenaikan sejak beberapa minggu terakhir dan ada dua hal yang kami temukan," ujar Reynaldi.
Pertama adalah faktor produksi dan yang kedua karena proses distribusi yang tak sesuai dengan biasanya.
"Pertama karena faktor produksi yang menyebabkan harga pakan yang tinggi. Kedua, proses distribusi yang tidak sesuai dengan kebiasaan," kata Reynaldi.
Maksud dia, biasanya proses distribusi dilakukan ke pasar, tetapi kini banyak pihak yang melakukan pendistribusian di luar pasar.
"Banyak pihak yang melakukan pendistribusian di luar pasar atau permintaan di luar pasar sehingga supply dan demand di pasar terganggu dan menyebabkan harga terus merangkak naik," kata Reynaldi.
"Sebagai catatan, kami melihat ada beberapa permintaan yang cukup tinggi di beberapa instansi, elemen, lembaga, serta perorangan yang membuat supply di pasar terganggu," lanjutnya.
Ia berharap pemerintah dapat melakukan sejumlah upaya agar dua faktor tersebut dapat teratasi sehingga harga telur tak terus naik.
"Kami berharap agar pemerintah dapat melakukan upaya terkait dua hal ini dan mengantisipasi agar harga telur tidak terus naik," kata Reynaldi.
Lakukan Pemantauan
Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengungkap, harga telur ayam di Pasar Beringharjo, Yogyakarta, dibanderol di atas harga acuan.
Kepala Badan Kebijakan Perdagangan (BK Perdag) Kemendag, Kasan, mengatakan hal ini disebabkan oleh sejumlah faktor.
"Hal ini dimungkinkan dari faktor harga pakan ayam atau biaya distribusi. Untuk itu, pemerintah akan mengecek ke sentra-sentra produksi dan permintaan masyarakat," kata Kasan dalam keterangannya di Yogyakarta, dikutip Kamis (18/5/2023).
Diketahui, berdasarkan Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 5 Tahun 2022, harga acuan pembelian telur ayam di tingkat produsen (peternak layer) berada di kisaran Rp 22.000-24.000 per kilogram.
Sedangkan harga acuan penjualan di tingkat konsumen Rp 27.000 per kilogram.
Harga telur ayam yang ditemukan Kasan di Pasar Beringharjo dibanderol sebesar Rp31 ribu per kilogram.
Kasan memastikan pemerintah terus berupaya menjaga harga melalui pengecekan secara langsung ke pasar-pasar rakyat di Indonesia.
"Setiap awal minggu, Kementerian Perdagangan bertemu dengan sejumlah pihak membahas inflasi dan harga bapok," katanya.
Ia juga menyebut bahwa pemerintah tidak menunggu laporan, tetapi langsung turun ke pasar dan menemui pedagang.
"Pemerintah juga tidak diam saja menunggu laporan, tapi juga turun langsung ke pasar dan mendengar dari pedagang terkait harga dan pasokan bapok," ujar Kasan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.