Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Bappenas: Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tidak Cukup Bawa RI Keluar dari Negara Berpendapatan Menengah

Satu di antara pekerjaan rumah terbesar pemerintah adalah menggenjot produktivitas.

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Bappenas: Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tidak Cukup Bawa RI Keluar dari Negara Berpendapatan Menengah
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Gedung bertingkat terlihat dari kawasan Kuningan, Jakarta, Selasa (9/5/2023). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I tahun 2023 mencapai 5,03 persen secara tahunan (yoy) yaitu mengalami kontraksi 0,92 persen dibandingkan pada kuartal IV tahun 2022. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyatakan, pemerintah bercita-cita untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara maju sebelum tahun 2045.

Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, untuk mencapai hal tersebut, pertumbuhan ekonomi 5 persen doang tidak cukup.

"Namun demikian, Bapak dan Ibu, kondisi ekonomi yang stabil saja tidak cukup. Oleh sebab itu, kita punya PR besar karena pertumbuhan 5 persen saja tidak cukup untuk membawa Indonesia keluar dari middle income trap," ujarnya dalam forum Konsultasi Publik dalam Rangka Penyusunan RPJPN 2025-2045, Jumat (19/5/2023).

Baca juga: Jokowi: Kesempatan Indonesia Jadi Negara Maju Hanya 13 Tahun

Diketahui, middle income trap atau perangkap pendapatan menengah adalah suatu keadaan ketika suatu negara berhasil mencapai tingkat pendapatan menengah, tapi tidak dapat keluar dari tingkatan tersebut untuk menjadi negara maju.

Lebih lanjut, Amalia mengungkapkan, satu di antara pekerjaan rumah terbesar pemerintah adalah menggenjot produktivitas.

"Bapak dan Ibu, PR besar pertama kita adalah produktivitas ekonomi Indonesia saat ini terus menurun, bahkan yang terendah di antara negara-negara di kawasan. Kalau kita bandingkan produktivitas tenaga kerja dibandingkan negara lain, kita pun termasuk yang terendah sedikit di atas India, tapi di bawah China, Brazil maupun negara-negara maju lainnya," katanya.

Berita Rekomendasi

Kendati demikian, daya tahan perekonomian Indonesia terhadap krisis saat ini sangat relatif baik karena memiliki kebijakan ekonomi makro cukup solid.

"Bapak dan Ibu, kalau kita lihat bagaimana baru-baru ini kita mengalami tekanan perekonomian global di tengah ketidakpastian tinggi akibat geoekonomi dan geopolitik. Tentunya dibandingkan negara lain, tekanan kenaikan harga-harga di pasar global ternyata tidak seluruhnya ditransmisikan ke ekonomi Indonesia, sehingga dibandingkan dengan negara lain inflasi Indonesia ini relatif stabil dan terjaga," pungkas Amalia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas