Menteri Basuki Targetkan Pembangunan Bendungan Jlantah Rampung Desember 2023
Saat ini pembangunannya sudah sekitar 62 persen, hanya ada sedikit masalah teknis yang harus dihadapi.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono optimis pembangunan Bendungan Jlantah akan rampung pada Desember 2023.
Ia mengatakan, saat ini pembangunannya sudah sekitar 62 persen, hanya ada sedikit masalah teknis yang harus dihadapi.
"Saat ini progresnya sudah sekitar 62 persen dan sudah tidak ada kendala yang berarti, hanya sedikit masalah teknis terkait geologi yang akan segera ditangani," kata Basuki dalam keterangannya di Kabupaten Karanganyar, dikutip Sabtu (20/5/2023).
Baca juga: Kurangi Risiko Banjir di Aceh Utara, Abipraya Targetkan Pengerjaan Bendungan Keureuto Segera Tuntas
"Jadi, target untuk dapat diselesaikan pada akhir tahun 2023 mudah-mudahan dapat tercapai," lanjutnya.
Bendungan ini dibangun oleh kontraktor PT Waskita Karya (Persero) dan PT Adhi Karya KSO dengan nilai kontrak sebesar Rp965 miliar dengan masa pelaksanaan sejak 2019.
Bendungan Jlantah memiliki kapasitas tampung 10,97 juta m3 yang bersumber dari aliran Sungai Jlantah dan Sungai Puru.
Konstruksi bendungan didesain dengan tinggi 70 m (dari dasar sungai), panjang puncak 404 m, lebar puncak 12 m, elevasi puncak bendungan +690 m.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo, Maryadi Utama menambahkan, usai Bendungan Jlantah rampung, akan menjadi bendungan multifungsi salah satunya sebagai sumber irigasi.
“Bendungan Jlantah akan mengairi 1.494 ha persawahan di kawasan Kecamatan Jatiyoso dan Jumapolo Kabupaten Karanganyar,” ujarnya.
Di samping sebagai sumber irigasi, bendungan ini akan menghasilkan air baku sebesar 150 liter/detik.
Kehadiran bendungan ini disebut akan memberi manfaat untuk potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebesar 0,625 mega watt, reduksi banjir sebesar 51,05 persen atau 70,33 m3/detik untuk Q50, serta konservasi dan pariwisata di Kabupaten Karanganyar.