Gedung Putih Ungkap Tak Ada Tanda-tanda Kemajuan soal Pembicaraan Plafon Utang
Perwakilan Gedung Putih dan anggota Kongres dari Partai Republik mengakhiri putaran lain pembicaraan plafon utang tanpa tanda-tanda kemajuan
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Perwakilan Gedung Putih dan anggota Kongres dari Partai Republik mengakhiri putaran lain pembicaraan plafon utang tanpa tanda-tanda kemajuan, karena tenggat waktu untuk menaikkan batas pinjaman pemerintah sebesar 31,4 triliun dolar AS atau risiko gagal bayar semakin dekat.
Kedua pihak tetap berbeda pandangan mengenai bagaimana mengendalikan defisit anggaran federal, dengan Partai Demokrat berpendapat orang Amerika yang kaya harus membayar lebih banyak pajak, sementara Partai Republik menginginkan pemotongan pengeluaran.
Baca juga: Malapetaka Ekonomi Ancam AS, 1 Juni Gagal Bayar Utang Luar Negeri
“Kedua belah pihak masih berselisih tentang pengeluaran dan tidak jelas kapan pembicaraan akan dilanjutkan,” kata Perwakilan Partai Republik yang memimpin Komite Keuangan DPR Patrick McHenry.
Negosiator Gedung Putih Shalanda Young dan penasihat senior Gedung Putih Steve Ricchetti telah melakukan pertemuan dengan rekan-rekan dari Partai Republik selama dua jam, tetapi mereka tidak memberikan komentar substantif kepada media.
Sementara itu, juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre menyebut pembicaraan itu sangat sulit.
"Kedua belah pihak harus memahami bahwa mereka tidak akan mendapatkan semua yang mereka inginkan," kata Jean-Pierre dalam sebuah pengarahan.
"Dan apa yang kami coba dapatkan adalah anggaran yang masuk akal, bipartisan, yang dapat dipilih dan disetujui oleh Demokrat dan Republik di DPR dan Senat,” sambungnya.
Sehari sebelumnya, Presiden AS Biden dan ketua DPR dari Partai Republik Kevin McCarthy telah terlebih dahulu mengadakan pembicaraan, tetapi pertemuan itu berakhir tanpa adanya kesepakatan tentang cara menaikkan plafon utang.
Adapun Menteri Keuangan AS Janet Yellen juga telah memperingatkan jika AS gagal membayar utang pada 1 Juni akan memicu gejolak ekonomi dan mendorong biaya pinjaman lebih tinggi.
Menkeu AS Janet Yellen: 1 Juni Tenggat Waktu Untuk Naikkan Plafon Utang
Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen mengatakan 1 Juni tetap menjadi "tenggat waktu yang sulit" untuk menaikkan batas utang federal.
"Saya menunjukkan dalam surat terakhir saya kepada Kongres bahwa kami berharap tidak dapat membayar semua tagihan kami pada awal Juni dan mungkin paling cepat 1 Juni. Dan saya akan terus memperbarui Kongres, tetapi saya pasti belum mengubah penilaian saya. Jadi saya pikir itu tenggat waktu yang sulit," kata Yellen dalam sebuah program "Meet the Press" NBC, Minggu (21/5/2023).
Di samping itu, Presiden AS Joe Biden menyebut tawaran terbaru Partai Republik dalam pembicaraan untuk mengangkat plafon utang pemerintah "tidak dapat diterima", tetapi mengatakan dia akan bersedia memotong pengeluaran bersama dengan penyesuaian pajak untuk mencapai kesepakatan.