Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun Bisnis

Harga Minyak Mentah Melonjak, Brent Melesat Jadi 77,82 per Barel Imbas Sentimen Negatif Arab Saudi

Harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) AS naik 88 sen, atau 1,2 persen menjadi 73,79 dolar AS per barel.

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Harga Minyak Mentah Melonjak, Brent Melesat Jadi 77,82 per Barel Imbas Sentimen Negatif Arab Saudi
Petroleum
Ilustrasi minyak mentah. Harga minyak berjangka jenis Brent naik 86 sen, atau 1,1 persen menjadi 77,7 dolar AS per barel pada awal perdagangan Rabu (24/5/2023). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Harga minyak mentah yang diperdagangkan di pasar global terpantau mengalami lonjakan tajam, usai terpengaruh sentimen negatif dari pemerintah Arab Saudi.

Melansir dari Reuters, harga minyak berjangka jenis Brent naik 86 sen, atau 1,1 persen menjadi 77,7 dolar AS per barel pada awal perdagangan Rabu (24/5/2023).

Lonjakan serupa juga terjadi pada komoditas minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) AS yang naik 88 sen, atau 1,2 persen menjadi 73,79 dolar AS per barel.

Baca juga: Jepang Hadapi Krisis BBM, Mulai Borong Minyak Mentah Rusia Seharga 70 Dolar Per Barel

Melesat jauh bila dibandingkan dengan harga di akhir pekan lalu, dimana saat itu WTI dipatok 71,55 dolar AS sementara Brent 75,58 dolar AS.

Lonjakan harga mulai terjadi usai Menteri Energi Arab Saudi dan sejumlah negara pengekspor minyak yang tergabung dalam organisasi OPEC+ menggagas rencana pengetatan, dengan memangkas pasokan minyak mentah untuk kilang minyak AS di pertemuan selanjutnya

"Kami pikir data terbaru pemerintah Arab telah meningkatkan rencana pemotongan pasokan minyak yang lebih defensif.” jelas analis Paul Horsnell dan Emily Ashford dari layanan perbankan Standard Chartered Bank Plc.

Berita Rekomendasi

Dalam laporannya Ghani menjelaskan pemangkasan ekspor dilakukan demi meningkatkan investasi dalam gas alam dan mengurangi pembakaran bahan bakar.

Kendati rencana tersebut belum resmi disahkan oleh anggota OPEC+, namun hal tersebut telah memicu sentimen negatif hingga mendorong kekhawatiran para investor.

Terlebih selama tiga pekan terakhir, cadangan minyak mentah dan bensin di kilang minyak Energy Information Administration (EIA) terus menunjukan penurunan pasokan menjadi 6,8 juta barel.

Apabila rencana pemangkasan pasokan minyak direalisasikan oleh pemerintah Arab Saudi, maka persediaan bensin AS akan turun mendekati level terendahnya sejak tahun 2014.

Rangkaian ancaman ini yang kemudian membuat hilangnya kepercayaan investor pada perdagangan minyak dunia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas