Lima Tantangan Kepemimpinan Gubernur BI Perry Warjiyo Menurut Ekonomi Celios
Ekonom Celios Bhima Yudhistira menyampaikan beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom sekaligus Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menyampaikan, beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo.
Menurut Bhima, setidaknya ada lima tantangan ekonomi yang perlu diperhatikan baik, oleh Perry Warjiyo sebagai Gubernur BI. Kata Bhima, tantangan pertama, Gubernur Bank Indonesia perlu menjaga stabilitas rupiah.
"Tidak hanya dengan utak atik suku bunga, tapi lebih kerja keras lagi mendorong penggunaan mata uang lokal, meningkatkan arus masuk DHE, hingga memberi stimulus moneter ke sektor industri berorientasi ekspor salah satunya lewat keringanan DP dan bunga khusus," ujar Bhima saat dihubungi Tribunnews, Kamis (25/5/2023).
Kemudian, Bhima menambahkan, kepemimpinan Perry Warjiyo di Bank Indonesia perlu mendorong pinjaman di sektor rendah emisi dan energi terbarukan melalui aturan LTV hijau.
"Contoh Pembiayaan instalasi panel surya, DP nya bisa dibawah 5 persen dan plafonnya dinaikkan," terangnya.
Selain itu, Bhima berujar, tantangan ketiga adalah pengendalian inflasi khususnya inflasi pangan melalui koordinasi dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
Adapun tantangan keempat adalah upaya menjaga stabilitas ekonomi, khususnya ekses uang beredar akibat kebijakan burden sharing saat pandemi.
"Padahal kebijakan ini berbahaya sekali bagi ekonomi jangka panjang, selain menciptakan inflasi juga moral hazard karena pemerintah akan minta BI cetak uang biayai defisit anggaran," ungkap dia.
Baca juga: Dilantik Jadi Gubernur BI, Perry Warjiyo Perry Warjiyo Ucapkan Sumpah Jabatan di Depan Ketua MA
"Tidak mudah menggelontorkan burden sharing atas permintaan pemerintah karena bisa sebabkan hyper inflasi dan moral hazard," sambungnya.
Terkahir, Bhima menyampaikan bahwa BI perlu meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM), terutama dalam melaksanakan program Central Bank Digital Currency (CBDC).
"Meningkatkan kapasitas SDM di internal BI terutama dalam menyambut CBDC (rupiah digital) dan inovasi keuangan digital lainnya," jelasnya.
Baca juga: Bank Indonesia Pantau Layanan Perbankan BSI Pasca Serangan Ransomware
Sebelumnya, pemerintah Republik Indonesia (RI) telah memutuskan, Perry Warjiyo secara resmi diangkat sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI) periode 2023 sampai 2028.
Keputusan itu tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Presiden RI Nomor 38/P 2023 tentang pemberhentian dan pengangkatan Gubernur Bank Indonesia, yang ditetapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tertanggal 5 Mei 2023.
Untuk diketahui, pengangkatan Perry menjadi Gubernur Bank Indonesia merupakan kedua kalinya atau melanjutkan jabatan terdahulu.
Pasalnya, Perry Warjiyo telah menjadi Gubernur Bank Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden RI No.70/P Tahun 2018 tanggal 16 April 2018, dan mengucapkan sumpah jabatan pada 24 Mei 2018 lalu.