Partai Republik Ungkap Ada Titik Terang Terkait Pembicaraan Plafon Utang Amerika Serikat
Perwakilan Gedung Putih dan ketua DPR dari Partai Republik Kevin McCarthy kembali mengadakan pembicaraan untuk mencoba mencapai kesepakatan
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Perwakilan Gedung Putih dan ketua DPR dari Partai Republik Kevin McCarthy kembali mengadakan pembicaraan untuk mencoba mencapai kesepakatan, untuk menaikkan plafon utang Amerika Serikat (AS) sebesar 31,4 triliun dolar AS dan menghindari gagal bayar.
Seusai melakukan pertemuan selama kurang lebih empat jam di Gedung Putih, McCarthy mengatakan negosiasi telah membaik dan akan terus berlanjut. Dia memperkirakan kedua belah pihak akan mencapai kesepakatan, meskipun beberapa masalah masih belum terselesaikan.
Baca juga: Gedung Putih Ungkap Tak Ada Tanda-tanda Kemajuan soal Pembicaraan Plafon Utang
"Kami telah membuat beberapa kemajuan di sana. Jadi itu sangat positif," kata McCarthy kepada wartawan di Gedung Putih, Rabu (24/5/2023).
"Saya ingin memastikan kami mendapatkan kesepakatan yang tepat. Saya dapat melihat bahwa kami sedang mengusahakannya,” imbuhnya.
Juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan pembicaraan tetap membuahkan hasil.
“Jika terus berjalan dengan itikad baik, kita bisa mencapai kesepakatan di sini,” katanya.
Sehari sebelumnya, kedua belah pihak juga telah melakukan pertemuan, tetapi mereka masih berbeda pandangan mengenai bagaimana mengendalikan defisit anggaran federal, dengan Partai Demokrat berpendapat orang Amerika yang kaya harus membayar lebih banyak pajak sementara Partai Republik menginginkan pemotongan pengeluaran.
“Kedua belah pihak masih berselisih tentang pengeluaran dan tidak jelas kapan pembicaraan akan dilanjutkan,” kata Patrick McHenry, Perwakilan Partai Republik yang memimpin Komite Keuangan DPR, Rabu (24/5/2023).
Tenggat Waktu
Adapun Menteri Keuangan AS Janet Yellen juga telah memperingatkan jika AS gagal membayar utang pada 1 Juni akan memicu gejolak ekonomi dan mendorong biaya pinjaman lebih tinggi.
Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen mengatakan 1 Juni tetap menjadi "tenggat waktu yang sulit" untuk menaikkan batas utang federal.
"Saya menunjukkan dalam surat terakhir saya kepada Kongres bahwa kami berharap tidak dapat membayar semua tagihan kami pada awal Juni dan mungkin paling cepat 1 Juni. Dan saya akan terus memperbarui Kongres, tetapi saya pasti belum mengubah penilaian saya. Jadi saya pikir itu tenggat waktu yang sulit," kata Yellen dalam sebuah program "Meet the Press" NBC, Minggu (21/5/2023).
Di samping itu, Presiden AS Joe Biden menyebut tawaran terbaru Partai Republik dalam pembicaraan untuk mengangkat plafon utang pemerintah "tidak dapat diterima", tetapi mengatakan dia akan bersedia memotong pengeluaran bersama dengan penyesuaian pajak untuk mencapai kesepakatan.