JPMorgan PHK 500 Staff, Perbankan AS Kembali Dilanda Malapetaka
Menurut sumber yang mengetahui rencana tersebut, rencananya PHK akan dilakukan JPMorgan selama akhir pekan ini.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Lembaga keuangan top asal Amerika Serikat JPMorgan Chase Bank kembali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 500 karyawannya dari departemen konsumen, perbankan komersial, manajemen aset serta teknologi.
Menurut sumber yang mengetahui rencana tersebut, rencananya PHK akan dilakukan JPMorgan selama akhir pekan ini.
Sebelum pemecatan dilakukan, pada awal pekan kemarin JPMorgan telah lebih dulu memecat 1.000 karyawan First Republic Bank, bank AS yang awal Mei lalu di akuisisi JPMorgan karena mengalami kebangkrutan akibat krisis likuiditas.
Baca juga: Meta Sudah Pangkas 30 Ribu Karyawan Lewat Tiga Kali Gelombang PHK
Akan tetapi pasca membayarkan tagihan akuisisi senilai 10,6 miliar dolar AS, sektor perbankan di Amerika dihantui malapetaka imbas ancaman default atau gagal bayar utang yang dialami kongres Joe Biden.
Kondisi tersebut yang mendorong JPMorgan untuk mengambil langkah ekstrem dengan memangkas ribuan karyawan selama pekan ini untuk meningkatkan efisiensi perusahaan. Serta menstabilkan laba perusahaan ditengah ancaman krisis yang tengah melanda perekonomian Amerika.
"Kami sudah transparan dengan karyawan mereka dan menepati janji kami untuk memperbarui status pekerjaan mereka dalam 30 hari," ujar JPMorgan dalam pernyataan resminya
"Kami menyadari bahwa mereka berada di bawah tekanan dan ketidakpastian sejak Maret dan berharap hari ini akan membawa kejelasan dan penyelesaian,” tambah juru bicara JPMorgan.
Sebelum isu PHK mencuat, kepala keuangan JPMorgan sempat menyinggung rencana untuk melakukan PHK besar – besaran menyusul langkah perbankan top global lainnya.
Baca juga: Raksasa E-Commerce Alibaba PHK 7 Persen Karyawan di Divisi Cloud
Seperti Morgan Stanley, Capital One serta Credit Suisse yang telah lebih dulu memecat ratusan pekerja pada awal tahun ini usai dilanda krisis likuiditas dampak dari sikap hawkish The Fed yang mengerek naik suku bunga acuan ke level tertinggi.
Reuters mencatat akibat dari PHK yang dilakukan JPMorgan, kini jumlah staf yang dimiliki layanan keuangan kondang di Amerika ini hanya tersisa 296.877 orang.
Lebih lanjut, kendati telah memangkas 500 karyawannya, namun disebutkan bahwa saat ini JPMorgan masih membuka 13.000 lowongan pekerjaan.