Pasar Elevator dan Eskalator Tumbuh Seiring Masifnya Pembangunan Gedung hingga Proyek IKN
Prospek industri elevator (lift) dan eskalator diyakini akan terus bertumbuh di masa mendatang.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Prospek industri elevator (lift) dan eskalator diyakini akan terus bertumbuh di masa mendatang.
Apalagi industri ini dikenal tidak mengenal krisis yang dibuktikan tidak ada gedung diatas 5 lantai yang menghentikan operasional seluruh elevator saat krisis moneter tahun 1997-1998 juga saat pandemi covid-19 tahun 2019-2022.
"Dalam kondisi krisis bidang elevator tetap hidup khususnya bidang perawatannya," kata Ketua Umum Aliansi Perusahaan dan Profesional Lift Eskalator (APPLE) Indonesia, Nanang Komara usai seminar Regulasi Standard bagi Lift dan Escalator yang diadakan oleh Pasific Asia Lift and Escalator Association di Jakarta, Rabu (14/6/2023).
Baca juga: Ditargetkan Selesai Akhir Mei 2023, Pasar Gedhe Klaten Miliki Fasilitas Modern, Ada Eskalator
Apalagi, kata Nanang saat ini gedung bertingkat atau rumah susun terus dibangun karena ada trend warga perkotaan beralih ke rumah susun atau bertingkat karena harga tanah di perkotaan semakin mahal,
"Seiring makin banyaknya pembangunan gedung tinggi artinya semakin banyak juga elevator dan eskalator yang akan dipasang," katnya.
Baca juga: Eskalator dan Lift di Stasiun Manggarai Sering Tak Berfungsi, Begini Tanggapan Kemenhub
Nanang mengatakan, adanya UU no. 28 Tahun 2002 ( Bangunan Gedung ) yang mewajibkan Gedung bertingkat diatas 5 lantai dan Permen PUPR No.14/2017 ( Persyaratan Kemudahan Gedung ) Fasilitas Pehubungan diatas 1 lantai harus memiliki Lift.
Terkait dengan pasar produk elevator dan eskalator, Nanang mengatakan, pulau Jawa masih mendominasi.
"Pasar elevator dan eskalator di Jawa mencapai kurang lebih 70 persen dibandingkan dengan di luar pulau Jawa," katanya.
Terkait elevator dan eskalator buatan dalam negeri, Nanang mengatakan, sampai saat ini belum ada industri tanah air yang bisa membuat produk sendiri.
"Belum memiliki produk dalam negeri 100 persen karena part part utama masih diimpor dari luar negeri, paling tinggi bahan baku lokal sekitar 50 persen," katanya.
Dari sisi bisnis, pendirian pabrik pembuatan elevator dan eskalator belum menguntungkan mengingat kebutuhan pertahun masih kurang dari 10.000 unit, kalah jauh dibanding dengan China lebih dari 100.000 unit per tahun.
Saat ini industri elevator dan eskalator yang dibuat di dalam negeri, pangsa pasarnya masih sangat keil sekitar 5 persen.
"Ini terjadi karena kepercayaan kita terhadap produk lokal masih rendah, dan umumnya produk lokal hanya dipasang untuk gedung-gedung yang di bawah 10 lantai," katanya.