Ini Langkah Pemerintah Jaga Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan Jelang Idul Adha
Intervensi harga pangan yang dilakukan pemerintah melalui Gerakan Pangan Murah (GPM).
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau National Food Agency (NFA) memastikan stabilitas pasokan dan harga pangan terjaga menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Adha.
Kepala NFA Arief Prasetyo Adi mengatakan, stabilisasi pasokan pangan dilakukan untuk mengantisipasi kelangkaan yang menyebabkan melonjaknya harga komoditas.
Terlebih kata dia, meningkatnya permintaan (demand) pada momentum HBKN Idul Adha merupakan siklus tahunan.
Baca juga: Harga Minyak Goreng Turun Rp 19.950, Telur Ayam Jad Rp 31.500, Simak Harga Pangan 19 Juni 2023
"Kita bersama seluruh stakeholders tentunya terus memantau pergerakan pasokan dan harga pangan, juga melakukan intervensi di lapangan melalui serangkaian kegiatan antara lain gerakan pangan murah dan fasilitasi distribusi pangan untuk mengantisipasi meningkatnya kebutuhan pangan jelang Idul Adha," ujar Arief ditulis Selasa (20/6/2023).
Dikatakan Arief, intervensi harga pangan yang dilakukan pemerintah melalui Gerakan Pangan Murah (GPM). Hal itu menjadi salah satu instrumen pengendalian inflasi pangan.
"Pemerintah menyediakan berbagai bahan pangan pokok strategis antara lain beras, minyak goreng, daging ayam, daging sapi, cabai, bawang, dan lainnya dengan harga yang terjangkau atau di bawah harga pasar," jelasnya.
Kata Arief, NFA sendiri telah memfasilitasi GPM di 28 Provinsi dan 117 kabupaten atau kota dengan frekuensi mencapai 215 kali kegiatan GPM.
Sedangkan untuk Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) mencakup beragam komoditas seperti beras, jagung, gula konsumsi, dan minyak goreng yang didistribusikan dari daerah surplus ke daerah defisit. Total distribusi di tahun 2023 mencapai 1.200 ton.
"GPM ini akan terus ditingkatkan frekuensinya hingga menjelang Idul Adha dengan mengelar GPM serentak di H-3 di 290 lokasi di seluruh Indonesia," ungkapnya.
Arief menambahkan, instrumen lainnya yang menjadi penopang dalam rangka pengendalian inflasi dan menjaga daya beli masyarakat adalah dengan disalurkannya bantuan pangan beras, daging ayam, dan telur ayam kepada masyarakat berpendapatan rendah dan keluarga berisiko stunting.
Untuk beras, Perum Bulog tengah menggelontorkan bantuan tahap ketiga yang saat ini telah mencapai 67,9 persen atau terealisasi 14,49 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dari 21,353 juta KPM di seluruh Indonesia.
Sementara untuk bantuan daging ayam dan telur ayam yang dikelola ID FOOD untuk tahap pertama telah mencapai 93.1 persen atau 1,346 juta Keluarga Risiko Stunting (KRS) dari total 1,464 juta KRS di 7 provinsi dengan prevalensi stunting yang cukup tinggi.