Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Arya Sinulingga Sebut Wajar WSBK Merugi: Mana Ada Orang Jualan Langsung Untung?

Staf Khusus III Menteri BUMN, Arya Sinulingga, mengatakan wajar bila perhelatan World Superbike (WSBK) di Sirkuit Mandalika merugi.

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Arya Sinulingga Sebut Wajar WSBK Merugi: Mana Ada Orang Jualan Langsung Untung?
Twitter @worldsbk
Ilustrasi: Jonathan Rea gak terbendung di race 1 WSBK Portimao 2019. Alvaro Bautista keteteran dihajar rekan setimnya, Chaz Davies, di tikungan pertama 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Staf Khusus III Menteri BUMN, Arya Sinulingga, mengatakan wajar bila perhelatan World Superbike (WSBK) di Sirkuit Mandalika merugi.

Pasalnya, perhelatan tersebut digelar bersamaan dengan pandemi Covid-19 yang saat itu masih merebak.

"Bayangin, kita baru corona, baru vaksinasi, tiba-tiba kita bikin yang namanya WSBK," kata Arya dalam acara Ngobrol Pagi Seputar BUMN di Jakarta, Kamis (22/6/2023).

Baca juga: Erick Thohir Buka-bukaan soal WSBK Bikin Rugi Mandalika

"Itu artinya BUMN masuk ke area di mana orang belum berani masuk, supaya menggerakkan ekonomi," lanjutnya.

Kemudian, ia menceritakan bagaimana saat pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di awal-awal pandemi, Indonesia berhasil menujukkan sebagai bangsa yang berani bangkit duluan.

"Mandalika itu bukanlah pembangunan sirkuitnya, tapi dengan seluruh fasilitasnya, infrastrukturnya. Nah, pada masa pandemi Covid-19, Indonesia mau tunjukkan bahwa kita bangkit lebih dulu dari negara lain dan ada yang namanya pariwisata," kata Arya.

Berita Rekomendasi

"Pariwisata adalah sektor industri paling terpukul pada saat corona. Ketika itu ada momen yang namanya WSBK. Tahun 2021 akhir setahu saya," sambungnya.

Pada saat pembangunan KEK Mandalika, kata Arya, seharusnya investor yang masuk membangunnya. Namun, saat itu mereka tidak siap.

"Ada fasilitas yang seharusnya investor masuk, tapi karena Covid-19, investor tidak mau masuk. Tidak siap mereka," ujar Arya.

BUMN pun akhirnya ditugaskan untuk masuk membangun fasilitas dan infrastruktur yang seharusnya digarap oleh investor.

"Maka BUMN masuk, membangun infrastruktur yang harusnya dibangun investor. Jadi ini adalah sebuah rangka untuk mendorong pariwisata," kata Arya.

Baca juga: Momen Istimewa WSBK Mandalika 2023: Xavi Vierge Cicipi Podium Pertama, Motul Jadi Titel Sponsor

Dengan demikian, Arya menyebut wajar apabila perhelatannya rugi. Ia kemudian menekan bahwa ini bukan soal untung atau rugi, melainkan soal penugasan.

"Jadi, kalau ada rugi, ya wajar karena di mana-mana namanya promosi pertama ya memang rugi. Mana ada orang promosi jualan, (langsung) untung?" Ujar Arya.

"Kalau semua langsung untung, semua bahagia, semua akan masuk ke bisnis itu. Ini enggak karena kondisinya. Makannya kami (BUMN) masuk. Ini bukan soal kerugian, ini soal penugasan," tuturnya.

Sebelumnya, Direktur Utama perusahaan holding pariwisata BUMN InJourney, Dony Oskaria, mengatakan bahwa penyelenggaraan WSBK di NTB merugi.

"Event balap WSBK menunjukkan kerugian dalam penyelenggaraannya, sehingga apa yang kami lakukan adalah kami akan bernegosiasi untuk menghilangkan (menghapus) WSBK ini," ucap Doni saat rapat bersama dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (14/6/2023), dikutip dari kanal YouTube Komisi VI DPR RI.

Nanti WSBK ini akan turun, akan kita hilangkan, sehingga tidak muncul biaya di dalam penyelenggaraan WSBK yang itu sebetulnya event-nya tidak menarik secara sponsorship," ujarnya.

Tak hanya WSBK, penyelenggaraan MotoGP di Sirkuit Mandalika ternyata juga mencatatkan kerugian sebesar Rp50 miliar.

Akan tetapi, event balapan motor nomor satu di dunia itu masih menarik bagi sponsor, sehingga tetap bisa terlaksana ke depannya.

"MotoGP itu sudah kita hitung dan kita punya gap sekitar Rp50 miliar," lanjut Dony.

Di sisi lain, proyek pengembangan Mandalika rupanya juga meninggalkan utang Rp 4,6 triliun.

Dalam kesempatan yang sama, Dony menjelaskan utang tersebut terbagi dalam dua termin pembayaran yakni jangka pendek dan jangka panjang.

Untuk utang jangka pendek, kewajiban pembayaran yang dilakukan sebesar Rp 1,2 triliun, sementara untuk jangka panjang Rp 3,4 triliun.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas