Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Senin Pagi Rupiah Masih di Level Rp 15.100 per Dolar AS, Pengamat Ungkap Ada Potensi Pelemahan

Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di level Rp 15.140 pada pukul 09.07 WIB, Senin (10/7/2023).

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Sanusi
zoom-in Senin Pagi Rupiah Masih di Level Rp 15.100 per Dolar AS, Pengamat Ungkap Ada Potensi Pelemahan
Tribunnews/JEPRIMA
Petugas menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Masagung Money Changer, Jakarta Pusat. Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra mengungkapkan, pelemahan nilai tukar mata uang Garuda terdampak isu kenaikan suku bunga the Fed yang diprediksi akan terjadi sebanyak 2 kali lagi pada tahun ini. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di level Rp 15.140 pada pukul 09.07 WIB, Senin (10/7/2023).

Jika dicermati lebih detail, nilai tukar mata uang Garuda menguat tipis 2 poin saja.




Di mana sebelumnya pada akhir pekan kemarin Jumat (7/7/2023), nilai tukar rupiah di level Rp 15.142.

Baca juga: Rupiah Pekan Depan Berpotensi Melemah, Masih di Atas Level Rp15.000 per Dolar AS

Diketahui, pada Minggu lalu, rupiah mengalami tren pelemahan.

Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra mengungkapkan, pelemahan nilai tukar mata uang Garuda terdampak isu kenaikan suku bunga the Fed yang diprediksi akan terjadi sebanyak 2 kali lagi pada tahun ini.

Di awal pekan indeks dolar sempat sedikit melemah karena data ekonomi yang dirilis di bawah ekspektasi pasar.

BERITA TERKAIT

Tetapi, data ekonomi AS yaitu data tenaga kerja versi pihak swasta ADP dan PMI sektor jasa dirilis lebih bagus dari prediksi.

"Sehingga ini menguatkan sinyal dari Bank Sentral yang masih ingin menaikkan suku bunganya lagi yang mengakibatkan penguatan dolar AS," ucap Ariston kepada Tribunnews, Minggu (9/7/2023).

"Pelaku pasar akan mengkonfirmasikan lagi dengan data tenaga kerja AS versi pemerintah. Bila hasilnya sejalan dengan data semalam, dolar AS bisa menguat di awal pekan depan," sambungnya.

Baca juga: Awal Pekan, IHSG Diperkirakan Berbalik Menguat Hingga 6.798

Ariston melanjutkan, pergerakan dolar ini memang masih bergantung dari data-data ekonomi AS yang akan dirilis ke depannya.

Semakin bagus data ekonomi AS, dolar AS semakin menguat karena ini mendukung kebijakan pengetatan moneter untuk menurunkan tekanan inflasi AS.

Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS pekan ini sudah mengalami kenaikan, yang artinya pasar mengantisipasi kebijakan kenaikan suku bunga acuan AS.

"Jadi tendensi penguatan dolar AS karena sentimen the Fed ini masih cukup besar. Pekan depan ada potensi pelemahan ke arah resisten di Rp 15.200, sementara potensi penguatan ke arah Rp 15.000," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas