PLN Ungkap Jurus Tekan Emisi Gas Rumah Kaca Sebesar 50 Juta Ton hingga Tahun Ini
PLN mengklaim telah mengurangi sekitar 50 juta ton emisi karbon CO2 dalam kegiatan bisnisnya hingga tahun ini. Ini strateginya
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN mengklaim telah mengurangi sekitar 50 juta ton emisi karbon CO2 dalam kegiatan bisnisnya hingga tahun ini.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, jumlah emisi yang sukses ditekan merupakan buah dari upaya maksimal Perseroan dalam mengejar target Net Zero Emission (NZE).
Salah satunya implementasi co-firing atau teknik substitusi PLTU batubara dengan bahan biomassa pada rasio tertentu.
Baca juga: Voltran dan PT PLN Persero Kerjasama Jual Beli Listrik SPKLU Nasional
“PLN juga mengimplementasikan co-firing di 37 PLTU existing, yaitu dengan penggunaan biomassa yang dibuat dari wood pellet atau sampah sebagai bahan bakar pendamping batu bara," papar Darmawan dalam pernyataannya, Kamis (13/7/2023).
Selain itu pengurangan emisi juga didapatkan dari peningkatan efisiensi jaringan transmisi dan pembangkit.
Upaya ini mampu mengurangi emisi sebesar 10 juta ton CO2.
“PLN mengganti PLTU subcritical dengan teknologi supercritical dan ultra-supercritical sehingga berhasil menurunkan emisi sebesar 15,4 juta ton emisi CO2. Kami juga memanfaatkan gas buang dari PLTGU combined cycle untuk menghasilkan listrik tambahan, teknologi ini mampu mengurangi 7 juta ton CO2,” terang Darmawan.
PLN juga menambahkan 4 GW kapasitas EBT sampai dengan tahun 2023. Upaya ini mengurangi 16,2 juta ton CO2.
Baca juga: Agresif dalam Transisi Energi, PLN Jalin 28 Kerja Sama pada EBTKE ConEx 2023
Darmawan menjelaskan dalam rangka memperoleh dukungan asistensi teknis dan finansial dari pihak internasional pada skenario transisi energi yang telah disusun, PLN juga melakukan penandatanganan MoU dengan International Energy Agency (IEA), diikuti dengan FGD antara PLN, IEA, dan Asian Development Bank (ADB) pada 18 April 2023 di Paris, Perancis.
Bos PLN ini juga mengatakan bahwa PLN telah melakukan extraordinary effort melalui Rancangan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) paling hijau, salah satunya dengan menggencarkan upaya dekarbonisasi pembangkit listrik berbasis bahan bakar fosil dan pengembangan EBT.
“Dalam upaya transisi energi, PLN telah menekankan upaya dekarbonisasi pembangkit listrik, melakukan pembatalan 13,3 GW PLTU baru yang sebelumnya direncanakan dalam RUPTL, mengganti 1,1 GW PLTU dengan EBT dan 800 MW PLTU dengan pembangkit gas,” pungkas Darmawan.