Indef Dorong Pemerintah Antisipasi Perlambatan Ekonomi Global di Sisa Semester
Wakil Direktur Indef Eko Listiyanto mendorong pemerintah agar melakukan mitigasi perlambatan ekonomi global.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mendorong pemerintah agar melakukan mitigasi perlambatan ekonomi global.
Hal ini kaitannya dengan realisasi surplus Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) semester I 2023 sebesar Rp152,3 triliun.
“Kita melihat adanya sisi-sisi lain yang memerlukan antisipasi segera di sisa semster kedua tahun ini,” kata Eko dalam webinar bertemakan ‘Surplus APBN Buat Siapa?’, Selasa (18/7/2023).
Baca juga: Punya Daya Serap Ekonomi yang Tinggi, Menko Airlangga Kebut PSN di Jawa Tengah
Eko menyebut perlunya APBN didorong untuk meningkatkan perekonomian terhadap belanja-belanja produktif.
“Bagi Indef kita punya target pertumbuhan ekonomi yang kira-kira cukup challenging 5,3 persen sehingga terlepas dari konteks globalnya karena ekonomi Indonesia lebih banyak disupport dari dalam negeri,” urainya.
Indef menyampaikan data dana moneter internasional (IMF) pada April 2023 bahwa ekonomi global mengalami perlambatan.
Lebih lanjut, Eko menjelaskan perlambatan ekonomi global hampir terjadi diselurug kawasan terkecuali di Asia.
“Beberapa mungkin outlooknya membaik, seperti Amerika Serikat tahun ini proyeksikan hanya tumbuh 1,6 persen, globalnya sendiri turun 2,8 persen,” tuturnya.
Menurutnya, ekonomi China pun mengalami perlambatan bahkan dari target pertumbuhan ekonomi 6 persen akan sulit dicapai.
Baca juga: Pengamat: Jadi Solusi Ekonomi, Pertashop Bisa Cegah Urbanisasi
“Rilis terbaru ekonomi China itu ternyata secara kuartalan mengalami perlambatan, ini saya rasa menjadi concern bersama karena dua mitra dagang AS-China ternyata masih berputar pada persoalan pasca pandemi,” tukas Eko.